Senin, 26 Oktober 2015

tes spesifik pada hip joint

Tes spesifik pada hip
1.      Faber’s test(patrick’s test)
Tes pada gangguan  hip joint atau sendi sacroilliaca dan spasme pada otot illiopsoas
Prosedur Posisi pasien terlentang,tempatkan kaki yang dilakukan tes berlawanan dengan lutut secara hati-hati
Hasil akan spasme atau nyeri lutut pada saat diputar kearah yang berlawanan
2.      Ober’s sign
Tes untuk mengetahui kontraktur pada illiotibia
Prosedur
Posisi pasien side lying dengan hip dan knee fleksi
Terapis menggerakan pasif abduksi
Hasil pada kaki bagian atas akan tetap abduksi dan tidak terlihat pada bagian bawah
3.      Rectus femuris contracture test
Tes untuk mengetahui kontraktur femur
Prosedur
Posisi pasien terlentang dengan gerak aktif fleksi lutut 90o sampai terlihat terlalu pinggir dan pasien merangkul/memeluk lutut ke dada
Hasil lutut terlalu tepi maka otot terlalu memanjang
4.      Thomas test
Tes untuk mengetahui kontraktur fleksi hip
Posisi pasien terlentang pasien meangkul/memeluk lutut hingga ke dada secara aktif
Hasil terlihat kaki yang berlawanan meluncur
5.      Trendelenburg’s sign
Tes stabilisasi pada hip,kekuatan abductor hip (gluteus medius)
Posisi pasien berdiri dengan satu kaki
Hasil Pelvis berlawanan dari samping menurun

cara menggunakan spygnomanometer manual (cara menggunakan tensi)

Rule of thumb/syarat utama yang harus diperhatikan dalam memeriksa tekanan darah:
1.      Pasien yang akan diperiksa harus sudah beristirahat dan dalam kondisi rileks dan santai 15 menit sebelum pemeriksaan.jadi yang bersangkutan harus duduk bersistirahat,menenangkan diri dalam waktu 15 menit sebelum pemeriksaan dimulai
2.      Semua aktivitas yang dapat mempengaruhi tekanan darah harus dihindari.setidaknya 30 menit sebelum pemeriksaan.aktivitas yang dimaksud adalah : olahraga,makan,minum alcohol,dan merokok
3.      Pemeriksaan harus dilakukan dalam keadaan tenang dan tidak berisik.apalagi pada saat pemeriksaan harus menggunakan stetoskop saat pemeriksaan(saat menggunakan tensi meter manual).ini dimaksyd agar bunyi yang harus didengar pemeriksa terdengar jelas dan tidak terganggu dengan suara lain,seperti:suara kendaraan,sura mesin dll
Cara menggunakan sphygmomanometer manual yang benar:
1.      Yakinkan semua sisa udara yang masih terdapat  didalam bladder pada manset sisa pemeriksaan sebelumnya,sudah habis dengan cara menekan-nekannya.bila masih ada sisa udara,maka hasil yang didapatkan nanti akan menjadi kurang tepat
2.      Lilitkan manset pada lengan atas dengan menggunakan manset yang sesuai dengan ukuran lingkar tangan atas pasien.tensi meter yang bermutu tinggi,akan memiliki acuan atau petunjuk arm circumference ini pada mansetnya yang dapat dimanfaatkan oleh pemeriksa untuk melihat apakah manset yang digunakan sudah tepat atau harus diganti dengan yang lebih besar atau lebih kecil.manset memiliki ukuran yaitu:
a.       Paha
b.      Dewasa besar
c.       Dewasa
d.      Anak-anak
e.       Bayi
f.       Neonates
Bila salah menggunakan manset ,maka hasil yang didapatkan nanti bias menjadi salah
3.      Saat memasangkan manset juga harus diperhatikan arteri marking atau garis tanda arteri,yang dicetak pada manset.garris tanda arteri ini harus diletakan pada 2 cm diatas  vossa cubiti  atau lipatan dalam siku saat pemasangan mmanset
4.      Kunci air valve atau katup udara dengan kencang
5.      Letakan chest piece dari stetoskop proksimal dari vossa cubiti (biasanya dibawah manset)
6.      Pompa bulp sampai dengan nadi yang ada pada distal dari pemasangan manset (bila dilengan biasanya vena radialis yang diperiksa)sudah tidak teraba lagi,pertanda tekanan sudah melewati tekanan systolic dari pasien
7.      Lepaskan tekanan dengan memutar air valve berlawanan arah dengan jarum jam dengan kecepatan +- 5mmhg/detik.jangan terlalu cepat melepaskannya,karena degupan awal pertanda tekanan systolic pasien akan terlewat atau tidak terdengar sehingga pembacaan tekanan pasien terbaca lebih renda dari sebenarnya
8.      Bacalah hasil tekanan darah pada pasien dengan satuan sampai 5 mmhg.jangan membulatkan ke puluhan terdekat tapi bulatkanlah ke kelipatan 5 terdekat 


Rabu, 21 Oktober 2015

Mobilisasi Saraf



Mobilisasi saraf
Mobilisasi saraf adalah modalitas pengobatan yang digunakan dalam kaitannya dengan lesi dari sistem saraf. Teknik mobilisasi saraf meliputi gerakan berulang dari segmen yang mengalami gangguan, serta kombinasi gerakan dari segmen sisi distal dan proksimalnya (Kostopoulos, 2003).
1.      Tujuan mobilisasi saraf
Tujuan utama dari mobilisasi saraf yaitu untuk mengembalikan keseimbangan dinamis antara gerakan jaringan saraf dan jaringan di sekitarnya, sehingga mengurangi tekanan intrinsik pada jaringan saraf.
2.      Manfaat mobilisasi saraf
Manfaat dari teknik mobilisasi saraf meliputi :
a.       Memfasilitasi gliding saraf
b.      Meningkatkan vaskularisasi saraf
c.       Meningkatkan aliran axoplasmic atau transport axonal.
3.      Aplikasi
 Teknik dalam aplikasi mobilisasi saraf medianus yang digunakan yaitu ULTT 1 yang dominan menggunakan abduksi bahu.



4.      Kontraindikasi
Kontraindikasi dilakukannya mobilisasi saraf menurut Butler (1991) adalah :
a.       Kondisi yang irritable
b.      Inflamasi akut atau gangguan yang mengenai sistem saraf, seperti Guillain Barre
c.       Gangguan neurologis (defisit neurologis)
d.      Lesi cauda equina
e.       Cidera medula spinalis.