Minggu, 21 Juli 2019

Apa itu Kinesio tape? Contoh penggunaan taping pada otot uppertrapezius


Apa itu Kinesio Tape?
Kinesio tape (pita Kinesio) adalah plester berperekat yang berbentuk pita dan terbuat dari bahan lateks. Pita ini mempunyai ketebalan dan elastisitas yang hampir menyerupai kulit manusia, sehingga tidak membatasi pergerakan saat digunakan dan tidak menimbulkan penekanan pada area perekatan, oleh karenanya dapat digunakan untuk jangka waktu yang cukup lama (5-7 hari), tanpa harus khawatir dengan pembatasan gerakan dan perlukaan area kulit yang direkatinya. Pita ini tahan air dan dapat digunakan selama latihan, mandi bahkan berenang, mengering dengan cepat dan jarang menimbulkan iritasi pada kulit. Elastisitas pita Kinesio ini memiliki potensi bentangan antara 130-140 % dari panjang aslinya.
Alat ini dikembangkan oleh Dr. Kenzo Kase, seorang Chiropractor pada tahun 1970 dengan maksud dan tujuan utama untuk mengurangi rasa sakit/nyeri dan meningkatkan penyembuhan jaringan lunak. Namun terdapat manfaat lain dari Kinesio tape yaitu mengurangi kelelahan otot, mengurangi pembengkakan (edema), meningkatkan drainase cairan limfatik dan meningkatkan aliran darah.
Bagaimana Prinsip Kerja Kinesio Tape?
Otot rangka yang sehat sangat penting agar manusia dapat bergerak dengan baik. Sebuah otot atau tendon yang tegang atau terluka, akan membuat gerakan kita menjadi lebih lemah dan lambat, terlebih apabila pekerjaan menuntut aktivitas fisik yang berat. Umumnya seseorang yang mengalami cedera otot, akan membatasi gerak karena nyeri dan untuk mencegah cedera lebih lanjut. Pembatasan gerak justru akan menghambat sirkulasi aliran darah, aliran limfatik dan akan memperlambat proses penyembuhan alami tubuh.
PRINSIP KERJA KINESIO TAPE
Sumber gambar: Kinesiotape.ca
Pemakaian pita Kinesio pada otot yang cedera akan menstabilkan dan menopang struktur jaringan lunak tubuh (otot, tendon, ligamen) dan sendi yang mengalami cedera/nyeri, agar tetap dapat digerakkan secara aktif, tanpa nyeri sehingga aliran darah dan limfatik tetap lancar sehingga dapat mempercepat proses penyembuhan alami dengan baik.
 mANFAAT TERAPI KINESIO TAPE
prinsip taping adalah untuk mencegah dan melindungi persendian dan cedera otot, ini melibatkan pita elastis yang tidak mengandung bercak pereda nyeri seperti gel dan memperkuat fungsinya. ketika seseorang memiliki gangguan rasa sakit, menempel pada kulit, otot dan sendi fasia dapat mengembalikan fungsi dasar manusia.
Taping dirancang untuk memiliki ventilasi yang baik dan menyeimbangkan tubuh dengan otot karena ventilasi yang sangat baik dan daya tahan perekat yang lembut. juga pita itu elastis dan elastisitasnya mirip dengan kontraksi otot manusia yang memungkinkan kita memperoleh reaksi tubuh yang mendasar.
Taping menjaga otot dari overextended, dan dengan mengangkat kulit (sekitar 10 mikron) ruang antara kulit dan otot melebar. pada saat ini kulit membentuk bentuk spiral (gelombang), aliran darah dan getah bening dipromosikan antara lapisan fasia dan kemampuan untuk memajukan dipupuk, yang menenangkan rasa sakit. juga, fungsi gerak otot ditingkatkan, memungkinkan kita melakukan upaya fisik secara sehat. dengan demikian, terapi taping tidak memiliki efek samping, mudah dilakukan dan bekerja secara keseluruhan dengan cepat.
PRINSIP KERJA KINESIO TAPE
Efek taping
1. Taping memperbaiki fungsi otot dan menyebabkan kerusakan sekunder karena elastisitas pita, kulit dan otot distimulasi sehingga otot yang tegang kembali ke keadaan semula. ketika otot yang sakit diabaikan sendirian, otot yang mengelilinginya bereaksi, yang dapat menyebabkan kerusakan sekunder atau rasa sakit yang meningkat. oleh karena itu, merekam tidak hanya memperbaiki fungsi otot tetapi juga mencegah kerusakan sekunder.
2. Taping meningkatkan sirkulasi darah, getah bening dan cairan jaringan karena selotip mengangkat kulit, cairan jaringan yang stagnan atau cairan internal di bagian topikal dibuang dan sirkulasi darah atau getah bening dipromosikan, menenangkan rasa sakit.
3. Taping  meredakan rasa sakit
Dengan menempel taping pada bagian yang menyakitkan, itu menenangkan rasa sakit secara neurologis.
4. Taping mengoreksi dislokasi sendi
Otot di sekitar sendi sering terlalu tegang dan dengan menekannya, gerakan otot kembali ke dirinya sendiri, yang mencegah sendi menjadi terkilir.
Contoh penggunaan taping pada otot uppertrapezius
1. letakkan ujung pita di tepi bahu
2. pasien memutar kepala ke sisi yang berlawanan dari taping sejauh mungkin. menempelkan selotip ke garis rambut.

Sumber referensi:
2. Buku taping master by Lee Ilgu dan Kwangjae

Selasa, 16 Juli 2019

Fisioterapi pada flat foot atau kaki datar


Kaki rata atau flat foot adalah kondisi di mana lengkungan yang seharusnya terdapat di telapak kaki, menjadi rata. Pada bayi atau balita, kondisi ini tergolong normal karena tubuh mereka belum sepenuhnya berkembang. Namun pada anak-anak yang sudah lebih besar dan orang dewasa, kaki rata dapat menjadi tanda adanya kelainan pada tulang atau jaringan tendon kaki, jaringan yang menempelkan otot ke tulang.
Penyebab Kaki Rata
Kaki rata selalu berkaitan dengan tulang dan tendon pada telapak kaki atau tungkai bagian bawah. Pada anak-anak, kelainan sejak lahir merupakan penyebab paling sering terjadinya kaki rata. Meski demikian, kaki rata juga dapat disebabkan oleh faktor lain, seperti:
1.      Kerusakan atau peradangan pada kaki.
2.      Tendon longgar atau robek.
3.      Patah tulang atau dislokasi (perubahan posisi sendi).
4.      Gangguan saraf.
Risiko kaki rata juga akan meningkat jika:
1.      Obesitas
2.      Hamil
3.      Bertambah usia
4.      Diabetes
5.      Menggunakan sepatu yang terlalu sempit atau heels tinggi
Gejala Kaki Rata
Kaki rata ditandai dengan hilangnya lengkungan pada telapak kaki, sehingga seluruh bagian pada telapak kaki dapat menyentuh lantai ketika berdiri. Kaki rata pada awalnya masih bersifat elastis, yang berarti lengkungan masih dapat terlihat ketika pasien berjinjit. Namun seiring bertambahnya usia, kondisi dapat makin memburuk, terutama jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat. Kaki rata yang memburuk dapat menjadi kaku sepenuhnya, dan lengkungan tidak lagi terlihat meski ketika berjinjit.
Pada kasus tertentu, penderita kaki rata juga merasakan gejala lain, seperti:
1.      Nyeri, terutama pada area lengkungan atau tumit.
2.      Pergerakan terganggu, seperti sulit berdiri dengan menumpu pada jari kaki.
3.      Pembengkakan pada bagian bawah kaki.
4.      Kaki mudah pegal.
5.      Gatal.
Diagnosis Kaki Rata
Diagnosis dilakukan dengan pemeriksaan terhadap fisik dan kondisi pasien secara menyeluruh. Pada tahap awal, pemeriksaan yang dilakukan dapat berupa:
1.      Pemeriksaan telapak kaki. Dalam tes ini, fisioterapis akan meminta pasien membasahkan kaki lalu berdiri pada suatu alas khusus. Alas tersebut akan menunjukan cetakan kaki pasien. Semakin tebal cetakan yang ada pada bagian lengkungan menunjukan bahwa pasien memiliki kaki rata.
2.      Pemeriksaan sepatu. Fisioterapis akan melihat sol sepatu pasien. Jika pasien memiliki kaki rata, maka terdapat bagian tertentu pada sol yang aus atau susut karena tergosok, terutama di bagian tumit.
3.      Tes jinjit. Tes ini berfungsi untuk melihat apakah kaki pasien masih bersifat elastis atau tidak. Dalam prosesnya, pasien akan diminta untuk berjinjit. Jika saat pasien berjinjit lengkungan pada kaki masih terlihat, maka kaki rata yang diderita pasien bersifat elastis.
Pengobatan Kaki Rata
Penanganan hanya diperlukan jika kaki rata menimbulkan gangguan, seperti rasa nyeri. Metode penanganannya pun berbeda-beda pada tiap pasien, harus disesuaikan dengan penyebab yang menyertai.
Bila diperlukan, terdapat 3 metode yang dilakukan untuk menangani kaki rata, yakni:
1.      Fisioterapi. Program fisioterapi yang dapat dilakukan adalah latihan peregangan atau pemberian alat khusus berupa sol atau sepatu khusus. Diskusikan lebih lanjut dengan dokter program yang sesuai dengan kondisi yang dialami.
Contoh peregangan/stretching:
a.      Toe raise, point and curl
Latihan ini memiliki tiga tahap dan akan membantu memperkuat semua bagian kaki dan jari kaki.

Untuk melakukan latihan ini:

Duduk tegak di kursi, dengan kaki rata di lantai.
Menjaga jari kaki di lantai, angkat tumit. Berhentilah ketika hanya bola-bola kaki yang tersisa di tanah.
Tahan posisi ini selama 5 detik sebelum menurunkan tumit.
Untuk tahap kedua, angkat tumit dan arahkan jari-jari sehingga hanya ujung jari besar dan kedua yang menyentuh lantai.
Tahan selama 5 detik sebelum menurunkan.
Untuk tahap ketiga, angkat tumit dan gerakkan jari-jari kaki ke dalam, sehingga hanya ujung jari yang menyentuh lantai. Tahan posisi ini selama 5 detik.
Bangun fleksibilitas dan mobilitas dengan mengulangi setiap tahap 10 kali.
b.      Toe splay
Splay jari kaki dikembangkan untuk meningkatkan kontrol atas otot kaki. Ini dapat dilakukan dengan kedua kaki sekaligus, atau pada kaki pengganti, tergantung pada kenyamanan.

Untuk melakukan latihan ini:

Duduk di kursi bersandaran lurus dengan kaki bersandar dengan lembut di lantai.
Rentangkan jari-jari sejauh mungkin tanpa melelahkan. Tahan posisi selama 5 detik.
Ulangi gerakan ini 10 kali.
Setelah beberapa kekuatan telah dibangun, coba lilitkan gelang karet di sekitar jari kaki. Ini akan memberikan perlawanan dan membuat latihan lebih menantang.
c.       Golf ball roll

Menggulirkan bola golf di bawah kaki dapat membantu meringankan ketidaknyamanan pada lengkungan dan meringankan rasa sakit yang terkait dengan kaki datar.

Untuk melakukan latihan ini:


Duduk tegak di kursi, dengan kaki rata di lantai.
Letakkan bola golf - atau bola keras dan kecil lainnya - di lantai di sebelah kaki.
Letakkan satu kaki di atas bola dan gerakkan, tekan ke bawah sekeras yang nyaman. Bola harus memijat bagian bawah kaki.
Lanjutkan selama 2 menit, lalu ulangi dengan kaki yang lain
Sebotol air beku bisa menjadi alternatif yang menenangkan jika tidak tersedia bola yang cocok.
2.      Obat-obatan. Obat hanya diberikan pada kondisi tertentu, misalnya kaki rata yang diderita disebabkan oleh rheumatoid arthritis. Dokter dapat memberikan obat golongan antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti ibuprofen, yang berfungsi untuk meredakan nyeri akibat peradangan yang ada.
3.      Operasi. Operasi juga dilakukan atas pertimbangan khusus, misalnya ketika kaki rata disebabkan oleh tendon yang robek atau patah tulang. Maka, operasi dilakukan untuk menangani penyebab kaki rata tersebut.
Pasien juga dapat melakukan perawatan mandiri guna mencegah atau mengendalikan rasa nyeri yang timbul. Di antaranya adalah:
1.      Gunakan sepatu atau alas kaki yang sesuai dengan kegiatan yang dilakukan dan bentuk kaki.
2.      Beristirahat dan kompres kaki dengan es. Bila perlu, minum obat pereda nyeri yang dijual bebas, seperti paracetamol, ketika nyeri muncul.
3.      Lakukan peregangan. Tanyakan kepada dokter atau terapis mengenai peregangan yang dapat dilakukan sebelum kegiatan.
4.      Atasi kondisi kesehatan yang dapat memperburuk kaki rata, seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan obesitas.
5.      Hindari aktivitas yang memberikan beban berlebih pada kaki, seperti berlari.
6.      Sebisa mungkin hindari olahraga yang terlalu membebani kaki, seperti bola basket, sepak bola, hoki, atau tenis.
Sumber referensi:
1.      Aenumulapalli, et al. (2017). Prevalence of Flexible Flat Foot in Adults: A Cross-Sectional Study. JCDR, 11(6), pp. AC17-AC20. 
2.      Pita-Fernandez, et al. (2017). Flat Foot in a Random Populations and its Impact on Quality Life and Functionality. JCDR, 11(4), pp. LC22-LC27. 
3.      Weatherford, BM. Orhtoinfo (2017). Adult Acquired Flatfoot. 
4.      Mayo Clinic (2018). Conditions & Diseases. Flatfeet. 
5.      Morrison, MA. Healthline (2016). Flat Foot. 
6.      Moyer, C. Verywell Health (2018). An Overview of Flat Feet. 
7.      Ratini, M. Web MD (2018). Fallen Arches.
8.      Best ways you can treat, prevent hammertoe. (2015, April 3). Retrieved from https://health.clevelandclinic.org/2015/04/best-ways-you-can-treat-prevent-hammertoe/
9.      Exercises for healthy feet. (n.d.). Retrieved from http://health.harvard.edu/healthbeat/exercises-for-healthy-feet
10.  Foot and ankle conditioning program. (2012, October). Retrieved from https://orthoinfo.aaos.org/en/recovery/foot-and-ankle-conditioning-program 
11.  Heel pain. (2017, August 3). Retrieved from https://www.nhs.uk/conditions/heel-pain/
12.  How to keep your feet flexible. (n.d.). Retrieved from http://aofas.org/footcaremd/how-to/foot-health/Pages/How-to-Keep-Your-Feet-Flexible.aspx
15.  Strengthening foot muscles to reduce pain and improve mobility. (2016, July). The Journal of Orthopaedic & Sports Physical Therapy46(7), 606. Retrieved from http://www.1stchoice-pt.com/files/2017/06/JOSPT-bunion-3.pdf
16.  Tips for preventing foot and ankle injuries. Retrieved from https://www.ucsfhealth.org/education/tips_for_preventing_foot_and_ankle_injuries/index.html