Kaki rata atau flat foot adalah kondisi di mana lengkungan yang seharusnya
terdapat di telapak kaki, menjadi rata. Pada bayi atau balita, kondisi ini
tergolong normal karena tubuh mereka belum sepenuhnya berkembang. Namun pada
anak-anak yang sudah lebih besar dan orang dewasa, kaki rata dapat menjadi
tanda adanya kelainan pada tulang atau jaringan tendon kaki, jaringan yang
menempelkan otot ke tulang.
Penyebab Kaki Rata
Kaki rata selalu berkaitan dengan tulang dan tendon pada telapak kaki atau
tungkai bagian bawah. Pada anak-anak, kelainan sejak lahir merupakan penyebab
paling sering terjadinya kaki rata. Meski demikian, kaki rata juga dapat
disebabkan oleh faktor lain, seperti:
1. Kerusakan atau peradangan pada kaki.
2. Tendon longgar atau robek.
3. Patah tulang atau dislokasi (perubahan
posisi sendi).
4. Gangguan saraf.
Risiko kaki rata juga akan meningkat jika:
1. Obesitas
2. Hamil
3. Bertambah usia
4. Diabetes
5. Menggunakan sepatu yang terlalu
sempit atau heels tinggi
Gejala Kaki Rata
Kaki rata ditandai dengan hilangnya lengkungan pada telapak kaki, sehingga
seluruh bagian pada telapak kaki dapat menyentuh lantai ketika berdiri. Kaki
rata pada awalnya masih bersifat elastis, yang berarti lengkungan masih dapat
terlihat ketika pasien berjinjit. Namun seiring bertambahnya usia, kondisi
dapat makin memburuk, terutama jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat.
Kaki rata yang memburuk dapat menjadi kaku sepenuhnya, dan lengkungan tidak
lagi terlihat meski ketika berjinjit.
Pada kasus tertentu, penderita kaki rata juga merasakan gejala lain,
seperti:
1. Nyeri, terutama pada area lengkungan
atau tumit.
2. Pergerakan terganggu, seperti sulit
berdiri dengan menumpu pada jari kaki.
3. Pembengkakan pada bagian bawah kaki.
4. Kaki mudah pegal.
5. Gatal.
Diagnosis Kaki Rata
Diagnosis dilakukan dengan pemeriksaan terhadap fisik dan kondisi pasien
secara menyeluruh. Pada tahap awal, pemeriksaan yang dilakukan dapat
berupa:
1. Pemeriksaan telapak kaki. Dalam
tes ini, fisioterapis akan meminta pasien membasahkan kaki lalu berdiri pada
suatu alas khusus. Alas tersebut akan menunjukan cetakan kaki pasien. Semakin
tebal cetakan yang ada pada bagian lengkungan menunjukan bahwa pasien memiliki
kaki rata.
2. Pemeriksaan sepatu. Fisioterapis akan melihat sol
sepatu pasien. Jika pasien memiliki kaki rata, maka terdapat bagian tertentu
pada sol yang aus atau susut karena tergosok, terutama di bagian tumit.
3. Tes jinjit. Tes ini berfungsi untuk
melihat apakah kaki pasien masih bersifat elastis atau tidak. Dalam prosesnya,
pasien akan diminta untuk berjinjit. Jika saat pasien berjinjit lengkungan pada
kaki masih terlihat, maka kaki rata yang diderita pasien bersifat elastis.
Pengobatan Kaki Rata
Penanganan hanya diperlukan jika kaki rata menimbulkan gangguan, seperti
rasa nyeri. Metode penanganannya pun berbeda-beda pada tiap pasien, harus
disesuaikan dengan penyebab yang menyertai.
Bila diperlukan, terdapat 3 metode yang dilakukan untuk menangani kaki
rata, yakni:
1. Fisioterapi. Program fisioterapi yang
dapat dilakukan adalah latihan peregangan atau pemberian alat khusus berupa sol
atau sepatu khusus. Diskusikan lebih lanjut dengan dokter program yang sesuai
dengan kondisi yang dialami.
Contoh peregangan/stretching:
a.
Toe raise, point and curl

Latihan ini memiliki tiga tahap dan akan
membantu memperkuat semua bagian kaki dan jari kaki.
Untuk melakukan latihan ini:
Duduk tegak di kursi, dengan kaki rata di
lantai.
Menjaga jari kaki di lantai, angkat tumit.
Berhentilah ketika hanya bola-bola kaki yang tersisa di tanah.
Tahan posisi ini selama 5 detik sebelum
menurunkan tumit.
Untuk tahap kedua, angkat tumit dan arahkan
jari-jari sehingga hanya ujung jari besar dan kedua yang menyentuh lantai.
Tahan selama 5 detik sebelum menurunkan.
Untuk tahap ketiga, angkat tumit dan gerakkan
jari-jari kaki ke dalam, sehingga hanya ujung jari yang menyentuh lantai. Tahan
posisi ini selama 5 detik.
Bangun fleksibilitas dan mobilitas dengan
mengulangi setiap tahap 10 kali.
b. Toe splay

Splay
jari kaki dikembangkan untuk meningkatkan kontrol atas otot kaki. Ini dapat
dilakukan dengan kedua kaki sekaligus, atau pada kaki pengganti, tergantung
pada kenyamanan.
Untuk
melakukan latihan ini:
Duduk
di kursi bersandaran lurus dengan kaki bersandar dengan lembut di lantai.
Rentangkan
jari-jari sejauh mungkin tanpa melelahkan. Tahan posisi selama 5 detik.
Ulangi
gerakan ini 10 kali.
Setelah
beberapa kekuatan telah dibangun, coba lilitkan gelang karet di sekitar jari
kaki. Ini akan memberikan perlawanan dan membuat latihan lebih menantang.
c. Golf ball roll
Menggulirkan
bola golf di bawah kaki dapat membantu meringankan ketidaknyamanan pada
lengkungan dan meringankan rasa sakit yang terkait dengan kaki datar.
Untuk
melakukan latihan ini:
Duduk
tegak di kursi, dengan kaki rata di lantai.
Letakkan
bola golf - atau bola keras dan kecil lainnya - di lantai di sebelah kaki.
Letakkan
satu kaki di atas bola dan gerakkan, tekan ke bawah sekeras yang nyaman. Bola
harus memijat bagian bawah kaki.
Lanjutkan
selama 2 menit, lalu ulangi dengan kaki yang lain
Sebotol
air beku bisa menjadi alternatif yang menenangkan jika tidak tersedia bola yang
cocok.
2. Obat-obatan. Obat hanya diberikan pada kondisi
tertentu, misalnya kaki rata yang diderita disebabkan oleh rheumatoid arthritis.
Dokter dapat memberikan obat golongan antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti
ibuprofen, yang berfungsi untuk meredakan nyeri akibat peradangan yang ada.
3. Operasi. Operasi juga dilakukan atas
pertimbangan khusus, misalnya ketika kaki rata disebabkan oleh tendon yang
robek atau patah tulang. Maka, operasi dilakukan untuk menangani penyebab kaki
rata tersebut.
Pasien juga dapat melakukan perawatan mandiri guna mencegah atau
mengendalikan rasa nyeri yang timbul. Di antaranya adalah:
1. Gunakan sepatu atau alas kaki yang
sesuai dengan kegiatan yang dilakukan dan bentuk kaki.
2. Beristirahat dan kompres kaki dengan
es. Bila perlu, minum obat pereda nyeri yang dijual bebas, seperti paracetamol, ketika nyeri
muncul.
3. Lakukan peregangan. Tanyakan kepada
dokter atau terapis mengenai peregangan yang dapat dilakukan sebelum kegiatan.
4. Atasi kondisi kesehatan yang dapat
memperburuk kaki rata, seperti diabetes,
tekanan darah tinggi, dan obesitas.
5. Hindari aktivitas yang memberikan
beban berlebih pada kaki, seperti berlari.
6. Sebisa mungkin hindari olahraga yang
terlalu membebani kaki, seperti bola basket, sepak bola, hoki, atau tenis.
Sumber referensi:
1. Aenumulapalli, et al.
(2017). Prevalence of Flexible Flat Foot in Adults: A Cross-Sectional Study.
JCDR, 11(6), pp. AC17-AC20.
2. Pita-Fernandez, et al.
(2017). Flat Foot in a Random Populations and its Impact on Quality Life and
Functionality. JCDR, 11(4), pp. LC22-LC27.
3. Weatherford, BM. Orhtoinfo
(2017). Adult Acquired Flatfoot.
4. Mayo Clinic (2018).
Conditions & Diseases. Flatfeet.
5. Morrison, MA. Healthline
(2016). Flat Foot.
6. Moyer, C. Verywell Health
(2018). An Overview of Flat Feet.
7. Ratini, M. Web MD (2018).
Fallen Arches.
8.
Best
ways you can treat, prevent hammertoe. (2015, April 3). Retrieved from https://health.clevelandclinic.org/2015/04/best-ways-you-can-treat-prevent-hammertoe/
9. Exercises for healthy feet. (n.d.).
Retrieved from http://health.harvard.edu/healthbeat/exercises-for-healthy-feet
10. Foot and ankle conditioning program.
(2012, October). Retrieved from https://orthoinfo.aaos.org/en/recovery/foot-and-ankle-conditioning-program
11. Heel pain. (2017, August 3). Retrieved
from https://www.nhs.uk/conditions/heel-pain/
12. How to keep your feet flexible.
(n.d.). Retrieved from http://aofas.org/footcaremd/how-to/foot-health/Pages/How-to-Keep-Your-Feet-Flexible.aspx
13. Plantar fasciitis exercises. (n.d.).
Retrieved from https://www.ortho.wustl.edu/content/Education/3691/Patient-Education/Educational-Materials/Plantar-Fasciitis-Exercises.aspx
14. Preventing foot problems. (n.d.).
Retrieved from https://www.arthritis.org/about-arthritis/where-it-hurts/foot-heel-and-toe-pain/foot-heel-and-toe-care/prevent-foot-problems.php
15. Strengthening foot muscles to reduce
pain and improve mobility. (2016, July). The
Journal of Orthopaedic & Sports Physical Therapy, 46(7), 606. Retrieved from http://www.1stchoice-pt.com/files/2017/06/JOSPT-bunion-3.pdf
16. Tips for preventing foot and ankle
injuries. Retrieved from https://www.ucsfhealth.org/education/tips_for_preventing_foot_and_ankle_injuries/index.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar