PENYAKIT PARU RESTRIKTIF
Penyakit
paru yang disebabkan karena gangguan di luar saluran nafas pada saat EKSPIRASI.
Macam –macam penyakit paru restriktif
1. Pneumokoniasis
Pneumokoniasis
adalah penyakit paru lingkungan yang disebabkan oleh inhalasi kronis debu
inorganik ataupun bahan-bahan partikel yang berasal dari udara lingkungan atau
tempat kerja. Yang menimbulkan pneumokoniasis kebnayakan adalah debu: asbes,
silica, batu bara, beriluim, bauksit, besi/baja, dan lain-lain (Rahmatullah,
2007). 
2. Asbesitosis
Asbesitosis
merupakan salah satu penyakit paru akibat paparan debu inorganic. Penyakit ini
timbul merupakan respons paru berupa fibrosis/pneumonitis interstitialis sebagai
akibat inhalsi debu (serabut) asbes. Paparan debu asbestos sering terjadi pada
pekerja pabrik atau yang menggunakan peralatan yang mengandung asbestos.
Sesudah seseorang terpapar debu asbestos, ada periode laten baru timbul
perubahan pada saluran napas atau paru. Debu asbestos yang terhirup, akan
terdeposisi di dinding bronkus (dari cabang bronkus utama sampai bronkiolus
respiratorius dan alveoli). Makrofag akan memfagositosis debu berupa
pembentukan fibrosis di dinding bronkus. Semakin banyaknya debu yang terpapar,
semakin banyak debu yang tertimbun, maka reaksi jaringan amat hebat sehingga
timbul penyakit kronis progresif. Gejala awal dari asbesitosis berupa sesak
napas saat aktifitas dan batuk nonproduktif. Penyakit berkembang lanjut dan
terdapat kelainan fisik berupa ronki basah di basal kedua paru dan pada keadaan
lanjut terdapat jari tabuh. Tetapi perlu sedikitnya 10 tahun terpapar untuk
menjadi asbesitosis (Rahmatullah, 2007). 
3.
Atelektasis
Atelektasi
adalah penyakit restriktif akut yang umum terjadi, mencakup kolaps jaringan
paru atau unit fungsional paru. Atelektasis merupakan masalah umum klien
pascaoperasi. Ateletaksis adalah ekspansi yang tidak sempurna paru saat lahir
(ateletaksis neokatorum) atau kolaps sebelum alveoli berkembang sempurna, yang biasanya
terdapat pada dewasa yaitu ateletaksis didapat (acovired aeletacsis) (buku ajar
patologi II, Robins dan kumar) 
4.
Adult Respiratory Distress Syndrome
(ARDS)
Adult
Respiratory Distress Syndrome (ARDS) adalah istilah yangØ
diterapkan untuk sindrom gagal napas hipoksemia akut tanpa hiperkapnea. Sindrom
ini pertama kali diperkenalkan oleh T J Petty pada tahun 1967.ARDS adalah suatu
kondisi yang ditandai oleh hipoksemia barat, dispnea dan infiltrasi pulmonary
bilateral. ARDS menyebabkan penyakit restriktif yang sangat parah. ARDS pernah
dikenal dengan banyak nama termasuk syok paruh, paru-paru basah traumatic,
sindrom kebocoran kapiler, postoerfusi paru, atelektasis kongestif dan
insufisiensi pulmonal postraumatik. Sindrom ini tidak pernah timbul sebagai penyakit
primer, tetapi sekunder akibat gangguan tubuh yang terjadi. ARDS adalah bentuk
penyakit paru yang menyeluruh yang menyebabkanØ beberapa
variasi dari kondisi klinik, beberapa di antaranya adalah gangguan penyakit non
paru. Jadi bukan penyakit primer. (Buku Ajar Patologi II, Robins dan Kumar)

