Rabu, 08 Maret 2017

Apa Itu Prehension???

Hasil gambar untuk prehension gambar

Fungsional tangan
Fungsi tangan begitu penting dalam melakukan aktivitas sehari- hari bagi kita dan merupakan bagian yang paling aktif , maka lesi pada bagian otak yang mengakibatkan kelemahan akan sangat menghambat dan menggangu kemampuan dan aktivitas sehari-hari seseorang. Tangan adalah organ panca indra dengan daya guna yang sangat khusus.
Prehension dapat didefinisikan sebagai semua fungsi yang diberikan pada gerakan ketika sebuah objek digenggam oleh tangan .
Hasil gambar untuk prehension gambar

Fungsi menggenggam ( grip ) melalui tiga tahap yaitu :
  1. Membuka tangan
  2. Menutup jari - jari untuk menggenggam objek
  3. Mengatur kekuatan menggenggam
Secara umum prehension tangan dapat dibagi menjadi dua yaitu :
1.      Power Grip
Yang termasuk ke dalam power Grip adalah :
a. Hook
b. Cylinder
c. Fist
d. Spherical
2.      Precision Grip
Yang termasuk ke dalam Precision Grip adalah :
a. Digital Prehension
b. Lateral Prehension

c. Tip to tip

Senin, 03 Oktober 2016

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS KONTRAKTUR OTOT GASTROCNEMUS DENGAN MODLITAS INFRA RED DAN EXERCISE di RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

LAPORAN KASUS
Kondisi : FT. B

A.    DATA PASIEN
1.      NAMA                        : Tn.S
2.      UMUR                        : 56 tahun
3.      JENIS KELAMIN     : Laki-Laki
4.      AGAMA                     : Islam
5.      PEKERJAAN             : Pensiunan Swasta
6.      ALAMAT                   : Jalan Pemporaya 40 Mojosongo - Surakarta
7.      No. CM                       : 0335345

B.     DATA-DATA MEDIS RUMAH SAKIT
  1. DIAGNOSIS MEDIS
Kontraktur ankle
  1. CATATAN KLINIS            :
( Hasil : Rotgen, Uji laboratorium, Ct scan,MRI,EMG, dll yang terkait dengan permasalahan fisioterapi )
Tidak ada
  1. TERAPI UMUM (GENERAL TREATMENT):
Medika mentosa
Fisioterapi
  1. RUJUKAN FISIOTERAPI DARI DOKTER:

C.    SEGI FISOTERAPI
TANGGAL : 18 Agustus 2016
  1. ANAMNESIS (AUTO/HETERO)
a.    Keluhan Utama
1)      Pasien merasakan pergelangan kaki kiri berat dan sulit untuk digerakkan
2)      Pasien merasakan nyeri pada pergelangan kaki kiri.
3)      Lokasi keluhan             : Pergelangan kaki kiri
4)      Onset                            : 2 bulan yang lalu
5)      Penyebab                      : Trauma
6)      Faktor memperberat     : Posisi berdiri, dan berjalan
7)      Faktor memperingan     : saat istirahat terlentang
b.   Riwayat Penyakit Sekarang
8 Juli 2016 pasien mengalami kecelakaan sepeda motor dan langsung dibawa ke DKT dan diberi obat anti nyeri, kemudian tanggal 16 Juli 2016 kembali periksa ke dokter dan hanya diberi resep obat, lalu tanggal 24 Juli 2016 dipijat dan di sarankan untuk mengistirakhatkan total kaki kirinya, namun setelah diistirahatkan malah keadaan kaki kiri semakin membengkak dan kaku untuk di gerakan. Pada tanggal 5 Agustus 2016 periksa ke dokter lagi dan hanya diberi resep obat, lalu tanggal 18 Agustus pasien datang ke poli fisioterapi PKU Muhammadiyah untuk dilakukan tindakan terapi.
c.    Riwayat Penyakit Dahulu:
Pasien tidak pernah memiliki riwayat penyakit dahulu
d.   Riwayat Penyakit Penyerta:
Hipertensi (-)
Diabetes Militus (-)
Hepatitis (-)
Jantung (-)
e.    Riwayat Pribadi:
Pasien adalah pensiunan swasta dan aktif mengikuti senam aerobik seminggu sekali, dan setelah kecelakaan pasien belum mampu mengikuti kembali senam aerobik.
f.    Riwayat Keluarga:
Tidak ada anggota keluarga pasien yang mengalami sakit yang sama dengan pasien



g.   Anamnesis System:
System
Keterangan
Kepala dan leher
Tidak ada keluhan
Kardiovakuler
Dalam batas normal
Respirasi
Tidak ada keluhan
Gastrointestinalis
Dalam batas normal, BAB terkontrol
Urogenital
Dalam batas normal. BAK terkontrol
Musculoskeletal
Pasien merasakan nyeri pada lutut, siku dan bahu kanan. Adanya keterbatasan gerak, penurunan kekuatan otot tubuh sebelah kanan , spasme pada pada bahu kanan
Nervorum
Pasien merasakan kesemutan pada tubuh kanan
                       
Tabel 3.1 anamnesis system   
  1. Pemeriksaan
a.      Pemeriksaan Fisik
1)             Pemeriksaan vital sign.
a)      Tekanan darah : 130/80 mmHg
b)      Denyut nadi      : 78 kali/menit
c)      Pernafasan        : 23 kali/menit
d)     Temperature     : 36º C
e)      Tinggi badan     : 167 cm
f)       Berat badan      : 55 kg
b.      Inspeksi:
1)      Statis
a)      Tidak terlihat wajah pasien menahan sakit saat diam.
b)      Terlihat odema di sekitar ankle kiri.
c)      Terlihat pasien berdiri tidak tegak, cenderung miring ke kanan

2)      Dinamis
a)      Terlihat pasien menahan sakit saat dilakukan gerakan pada ankle kiri.
b)      Pasien dating dengan berjalan pincang.
c.       Palpasi
1)      Tidak ada pitting oedema.
2)      Tidak ada nyeri tekan.
3)      Teraba suhu pada ankle kiri lebih hangat.
d.      Perkusi
Tidak dilakukan.
e.       Auskultasi
Tidak dilakukan.
f.       Pemeriksaan Gerak Dasar
1)      Gerak aktif dilakukan dengan kesimpulan pasien dapat melakukan gerakan dorsi fleksi dan plantar fleksi dengan tidak full ROM dan disertai nyeri.
2)      Gerak pasif dilakukan dengan kesimpulan pasien dapat melakukan gerakan dorsi fleksi dan plantar fleksi dengan tidak full ROM dan disertai nyeri.
3)      Gerak isometric dilakukan dengan kesimpulan pasien mampu melawan tahanan minimal pada ankle kiri.
g.      Kognitif, Intrapersonal dan Interpersonal:
1)   Kognitif             :Pasien dapat menjelaskan kronologi terjadinya     penyakit kepada terapis dengan baik.
2)   Intrapersonal      :Pasien mempunyai keinginan dan semangat yang kuat untuk sembuh.
3)   Interpersonal      :Pasien dapat berkomunikasi dan melaksanaan instruksi terapis pada saat melakukan terapi.
h.      Kemampuan Fungsional & Lingkungan Aktivitas :
1)      Kemampuan Fungsional Dasar:
Pasien belum mampu menggerakkan ankle kirinya dengan maksimal.
2)      Aktivitas Fungsional:
Pasien masih kesulitan saat memakai celana dengan posisi berdiri. Pasien harus bersandar atau berpegangan agar tidak jatuh.
3)      Lingkungan Aktivitas:
Pasien berada di lingkungan aktifitas yang mendukung dalam proses kesembuhannya.
i.        Pemeriksaan Spesifik :
1)       Thompson test.
Psoisi pasien tidur tengkurap.
Remas otot gastroc kiri pasien. Jika tidak terjadi getrakan plantar fleksi maka hasil positif.
2)      Pemeriksaan nyeri dengan VAS
Nyeri diam: 0
 0                                                                                               10
Nyeri tekan:0
0                                                                                                10
Nyeri Gerak:4
0                                    4                                                          10

3)      Pemeriksaan kekuatan otot menggunakan MMT
No
otot
nilai
1
Dorsi fleksor
4
2
Plantar fleksor
4
Tabel 3.2 penilaian kekuatan otot.
4)      Pemeriksaan ROM dengan menggunakan goneometer.
No
Bidang
Aktif
Pasif
1
Sagital
10 – 0 – 15
10 – 0 – 20
2
Rotasi
0 – 0 – 0
0 – 0 – 5
Tabel 3.3 penilaian Range Of Motion aktif dan pasif
5)      Pemeriksaan oedema dengan midline.
No
Posisi
Kanan
kiri
1
maleolus
26 cm
28 cm
2
5cm atas maleolus
25 cm
27 cm
3
5cm bawah maleolus
22 cm
23 cm
Tabel 3.4 penilaian oedema dengan midline
j.        Diagnosa Fisioterapi:
1)      Impairtment :
a)      Adanya keterbatasan gerak pada ankle kiri.
b)       Adanya nyeri gerak pada ankle kiri.
2)      Fungtional Limitation:
Pasien masih kesusahan saat akan jongkok.
3)      Disability:
Pasien belum dapat mengikuti senam aerobic seperti biasanya di karenakan keterbatasan gereak pada ankle dan adanya rasa nyeri pada ankle kiri.
k.      Program / Rencana Fisioterapi:
1)      Tujuan
a)      Jangka pendek:
(a)     Meningkatkan kemampuan gerak pada ankle kiri.
(b)    Mengurangi nyeri pada ankle kiri.
b)      Jangka panjang:
(a)    Melanjutkan kemampuan yang sudahdidapatkan dari tujuan jangka pendek.
(b)   Meningkatkan aktivitas fisik dan kemampuan funsional secara maksimal.
2)      Tindakan Fisioterapi :
a)      Teknologi Fisioterapi:
(1)       Infra Red (IR)
(2)       Exercise
3)      Rencana Evaluasi:
a)      Nyeri dengan VAS
b)      LGS dengan goniometer
c)      Kekuatan otot dengan MMT.

l.        Underlying process (clinical reasoning)
m.      Prognosis :
1)      Quo Ad Vitam                     : Baik.
2)      Quo Ad Sanam                   : Baik.
3)      Quo Ad Fungtionam           : Baik.
4)      Quo Ad Cosmeticam          : Baik.
n.      Pelaksanaan fisioterapi :
Terapi 1, tanggal 18 agustus 2016
1)      Infra Red
a)          Persiapan alat Infra Red:
            Menyiapkan alat serta memeriksa kondisi alat yaitu: kabel, stop kontak, jenis lampu dan besar watt. Pemanasan alat 5 menit.
b)         Persiapan pasien:
Posisi pasien tidur terlentang diatas bed dengan nyaman. Setelah itu terpis memberikan penjelasan mengenai rasa yang ditimbulka oleh sinar Infra Red adalah hangat.
c)         Penatalaksanaan terapi:
Arahkan alat sinar IR pada ankle sebelah kiri, dengan sinar IR tegak lurus, waktu 15 menit dan jarak 30 cm, dan tanyakan setiap 5 menit sekali apakah pasien merasa kepanasan atau tidak, setelah selesai matikan alat dan rapikan alat Infra Red.
2)      Passive exercise dengan hold relax
a)         Pemberian passive excercise dapat diberikan dalam berbagai posisi tidur terlentang, dan kaki pasien di gerakan dorsi fleksi, pantar fleksi, inversi, dan eversi.
b)        Hold relax
Posisi pasien tidur terlentang di atas bed dengan nyaman.
Terapis berada di bawah pasien.
Lalu instruksiakn pasien agar menggerakan ankle kirinya dorsi fleksi semaksimal mungkin lalu rilek dan kemuduan bantu tambah gerakannya hingga batas nyeri yang di rasakan pasien. Begitujuga untuk gerakan plantar fleksi, gerakan gi ulang sebanyak 8x pengulangan.
o.       evaluasi
1)      Nyeri menggunakan VAS
T 1 : 18 agustus 2016
Nyeri diam: 0
 0                                                                                         10
Nyeri tekan:0
0                                                                                          10
Nyeri Gerak:4
0                              4                                                          10

T4 : 27 september 2016
Nyeri diam: 0
        0                                                                                        10
Nyeri tekan:0
        0                                                                                        10
Nyeri Gerak:3
        0                    3                                                                  10

2)      ROM pada ankle kiri

T1
T2
Bidang
Aktif
Pasif
Aktif
Pasif
Sagital
10 – 0 – 15
10 – 0 - 20
10 – 0 - 20
10 – 0 – 25
Rotasi
0 – 0 – 0
0 – 0 – 5
0 – 0 – 0
0 – 0 – 5
Tabel 3.5 penilaian evaluasi Range Of Motion secara aktif.
3)      Kekuatan otot dengan MMT.
Grup otot
T1
T4
Dorsi fleksor
4
4
Plantar fleksor
4
4
Tabel 3.6 penilaian evaluasi kekuatan otot dengan MMT.
4)      Oedema dengan midline.


T1(18-08-2016)
T4 (27-08-2016)
No
Posisi
Kanan
kiri
kanan
Kiri
1
Maleolus
26 cm
28 cm
26 cm
27 cm
2
5cm atas maleolus
25 cm
27 cm
25 cm
25 cm
3
5cm bawah maleolus
22 cm
23 cm
22 cm
23 cm
Tabel 3.7 penilaian evaluasi oedema dengan midline.

p.      hasil evaluasi akhir
Pasien atas nama Tn. S umur 56 tahun dengan diagnosa kontraktur otot gastrocnemus setelah mendapatkan terapi sebanyak 4 kali mendapatkan hasil sebagai berikut :
1)      Adanya penurunan nyeri pada ankle sebelah kiri.
2)      Adanya peningkatan Rangge of motion  pada ankle kiri.
3)      Kekuaan otot tetap.