Selasa, 31 Mei 2016

Pengertian analisis Univariate, Bivariate dan Multivariate, Mata Kuliah Biostatistik

PENGERTIAN ANALISIS UNIVARIATE,BIVARIATE,DAN MULTIVARIATE

Penelitian analisis univariate adalah analisa yang dilakukan menganalisis tiap variabel dari hasil penelitian (Notoadmodjo, 2005 : 188). Analisa univariat berfungsi untuk meringkas kumpulan data hasil pengukuran sedemikian rupa sehingga kumpulan data tersebut berubah menjadi informasi yang berguna. peringkasan tersebut dapat berupa ukuran statistik, tabel, grafik. Analisa univariat dilakukan masing–masing variabel yang diteliti.
Analisis Bivariate adalah analisis secara simultan dari dua variabel. Hal ini biasanya dilakukan untuk melihat apakah satu variabel, seperti jenis kelamin, adalah terkait dengan variabel lain, mungkin sikap terhadap pria maupun wanita kesetaraan. Analisis bivariate terdiri atas metode-metode statistik inferensial yang digunakan untuk menganalisis data dua variabel penelitian. Penelitian terhadap dua variabel biasanya mempunyai tujuan untuk mendiskripsikan distribusi data, meguji perbedaan dan mengukur hubungan antara dua variabel yang diteliti.
Analisis Bivariate yaitu hipotesis yang diuji biasanya kelompok yang berbeda dalam ciri khas tertentu dengan koefisien kontigensi yang diberi simbol C.Analisis bivariat menggunakan tabel silang untuk menyoroti dan menganalisis perbedaan atau hubungan antara dua variabel. Menguji ada tidaknya perbedaan/hubungan antara variabel kondisi pemukian, umur, agama, status migrasi, pendidikan, penghasilan, umur pekkawinan pertama, status kerja dan kematian bayi/balita dengan persepsi nilai anak digunakan analisis chi square, denagn tingkat kemaknaan a=0,05. Hasil yang diperoleh pada analisis chi square, dengan menggunakan program SPSS yaitu nilai p, kemudian dibandingkan dengan a=0,05. Apabila nilai p< dari a=0,05 maka ada hubungan atau perbedaan antara dua variabel tersebut. (Agung, 1993).
Statistika multivariate merupakan objek kajian pada statistika yang mempelajari perilaku dan hubungan antara dua atau lebih variabel. Dasar dari kajian ini adalah analisis korelasi dan analisis regresi untuk dua variabel. Prinsip yang sama kemudian dikembangkan untuk lebih dari dua variabel. Kompleksitas yang muncul akibat penambahan variabel dan tipenya (nominal, ordinal, atau rasional), serta teknik penyaringan informasi yang bisa diambil menjadi kajian pembahasannya.


Minggu, 29 Mei 2016

teknik massage pada area abdominal /perut, fisioterapi integument

TEKNIK MASSAGE PADA AREA PERUT/ABDOMINAL 

1. ligth stroking effluerage


2. petrissage


3. effluerage


4. criss-cross

teknik massage pada area punggung, fisioterapi integument

TEKNIK MASSAGE PADA AREA PUNGGUNG


Stroking untuk meratakan media (minyak zaitun) pada area punggung arah gerakan bebas.






hacking 



do poing effluerage


thumb effluerage


petrissage

Rabu, 18 Mei 2016

Definisi batu saluran kemih dan faktor resiko terjadinya batu ginjal

BATU SALURAN KEMIH

     Batu saluran kemih asaat ini merupakan penyakit yang cukup banyak terjadi. Penyakit ini sebenarnya bisa diminimalkan resiko terjadinya. Batu saluran kemih ini dapat terbentuk dari berbagai macam zat yang mengalami saturasi berlebihan disaluran kemih dan akibatnya mengendap dan menghalangi aliran air seni yang harusnya dikeluarkan oleh ginjal.
     sebelumnya kita kenali dahulu mengenai struktur saluran kemih. Saluran kemih atas terdiri dari 2 buah ginjal, 2 buah ureter, 1 buah kandung kemih dan uretra. Ginjal berfungsi untuk menyeimbangkan cairan dan keasaman darah dalam tubuh, serta mengeluarkan zat toksin dan yang tidak diperlukan oleh tubuh dengan cara memproduksi urine (air seni). Urine akan dialirkan melalui ureter ke kandung kemih, urine akan ditampung di kandung kemih lalu dikeluarkan melalui uretra saat kita berkemih.

     Apabila terdapat sumbatan pada saluran kemih tersebut, aliran urine akan terhambat, apabila sumbatan tersebut sudah total, zat yang seharusnya dibuang itu dapat mengalami aliran balik ke ginjal yang akibatnya justru merusak ginjal. Sumbatan ini dapat disebabkan salah satunya karena adanya batu saluran kemih. Batu saluran kemih bisa terletak di ginjal, ureter, kandung kemih, maupun uretra.

APA SAJA YANG DAPAT MENJADI FAKTOR RISIKO TERBENTUKNYA BATU GINJAL?

1. Usia dan Jenis kelamin
     Batu saluran kemih banyak terjadi pada usia 20-40 tahun dan risiko laki- laki 3X lebih besar dari wanita. Ini dipengaruhi oleh hormone testoteron yang dimiliki lako-laki yang menyebabkan peningkatan produksi oksalat oleh hati, jika oksalat mngendap di saluran kemih, dapat menyebabkan terbentuknya saluran kemih.

2. Profesi
     batu saluran kemih banyak ditemukan pada orang yang pekerjaannya lebih banyak duduk. Aktivitas fisik dapat membantu aliran urine sehingga mengurangi rsisiko terjadinya pengendapan di saluran kemih.

3. Mentalitas
     Stres juga dapat meningkatkan risioko terjadinya batu ginjal. Stres bersifat menurunkan kekebalan tubuh, dan menjadi faktor risiko terjadinya berbagai macam penyakit.

4. Nutrisi
     Terjadinya batu ginjal lebih rendah pada vegetarian, dan kebanyakan terjadi pada orang yang banyak mengkonsumsi lemak, makanan yang mengandung asam urat seperti : emping melinjo, kubis, Asupan garam yang tinggi juga berisiko membentuk batu ginjal.

5. Kurang minum
     Kurangnya cairan yag kita minum menyebabkan urine menjadi lebih pekat, sehingga lebih mudah terbentuk endapan yang akan menjadi baru saluran kemih.

6. Infeksi saluran kemih
     Adanya infeksi saluran kemih menyebabkan aliran urine menjadi terganggu dan memudahkan terbentuknya batu saluran kemih.

 7. Etnis
     Batu saluran kemi ternyata lebih banyak terjadi pada orang asia dan orang kulit putih.

8. Riwayat Keluarga
     Adanya riwayat keluarga yang menglalami batu saluran kemih juga memungkinkan anaknya mengalami batu saluran kemih akibat adanya kerentanan yang serupa pada saluran kemih.

Senin, 02 Mei 2016

contoh form laporan status klinis fisioterapi



STIKES ‘AISYIYAH SURAKARTA
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV FISIOTERAPI
No Urut :……../………./………..
LAPORAN STATUS KLINIK
NAMA MAHASISWA         :
N.I.M.                                     :
TEMPAT PRAKTIK              :
PEMBIMBING                      :
 

Tanggal Pembuatan Laporan  :
Kondisi/kasus                          :
I.             KETERANGAN UMUM PENDERITA
Nama                 :
Umur                 :
Jenis Kelamin    :
Agama               :
Pekerjaan           :
Alamat               :
No. CM             :
II.          DATA-DATA MEDIS RUMAH SAKIT
A.    DIAGNOSIS MEDIS

B.     CATATAN KLINIS :
(Diagnosa medis, catatan klinis, medika mentosa, hasil lab, foto rontgen, TORCH, tes darah dan urin, MRI, Ct-Scan, Eeg, dll)





C.    TERAPI UMUM (GENERAL TREATMENT) :



D.    RUJUKAN FISIOTERAPI DARI DOKTER :




III.      SEGI FISIOTERAPI
TANGGAL :
A.    PEMERIKSAAN SUBYEKTIF
B.     ANAMNESIS (AUTO/HETERO)
1.      KELUHAN UTAMA :



2.      RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :
(sejarah keluarga dan genetic, kehamilan, kelahiran dan perinatal, tahap perkembangan, gambaran perkembangan lainnya)
























3.      ANAMNESIS SISTEM :
System
Keterangan
Kepala dan leher

Kardiovaskuler

Respirasi

Gastrointestinalis

Urogenital

Musculoskletal

Nervorum





C.    PEMERIKSAAN
1.      PEMERIKSAAN FISIK
1.1.     TANDA-TANDA VITAL
a.       Lingkar kepala                           :
b.      Tinggi badan                              :
c.       Berat badan                               :
d.      Komunikasi verbal                     :
e.       Komunikasi non verbal              :
f.       Kualitas pendengaran                :
g.      Kualitas penglihatan                  :
h.      Kualitas kinetic                          :
1.2.     INSPEKSI (STATIS & DINAMIS)
(posture, fungsi motorik kasar/halus, pola gerak, tonus hypo/hypertonus, reflex, gait, tropic change, dll)








1.3.     PALPASI
(nyeri, spasme, suhu local, tonus, bengkak, dll)





1.4.     PERKUSI (reflex fisiologis)






1.5.     GERAKAN DASAR :
a.       Gerak Aktif :






b.      Gerak pasif :








c.       Gerak isometric melawan tahanan :








1.6.     KOGNITIF, INTRA PERSONAL & INTER PERSONAL :









1.7.     KEMAMPUAN FUNGSIONAL DASAR, AKTIFITAS FUNGSIONAL & LINGKUNGAN AKTIVITAS :






1.8.     PEMERIKSAAN
a.       Nyeri

b.      MMT











c.       LGS





d.      Antropometri







e.       Sensibilitas



f.       Reflex











g.      Test khusus sesuai kelainan/penyakit/gangguan (DDST, GMFM, dll)



















D.    UNDERLYING PROCCESS (CLINICAL REASONING)



































E.     DIAGNOSIS FISIOTERAPI
a.       Impairment



b.      Functional Limitations



c.       Disability


F.     PROGRAM/RENCANA FISIOTERAPI
1.      TUJUAN
a.       Jangka Pendek


b.      Jangka Panjang



2.      TINDAKAN FISIOTERAPI :
a.       Teknologi Fisioterapi :




b.      Edukasi :




3.      RENCANA EVALUASI :


G.    PELAKSANAAN FISIOTERAPI
1.      Hari


















H.    HASIL EVALUASI TERAKHIR :



I.       CATATAN PEMBIMBING PRAKTIK :



J.      CATATAN TAMBAHAN :









Surakarta,     Agustus 2016
Pembimbing,


(                                       )
           NIP.