Senin, 29 Februari 2016

contoh kasus fisioterapi gangguan tulang belakang leher (cervikal) model Nagi. Diagnosa fisioterapi (Impairtment,Functional Limitation,dan Disability)

Dalam studi ini, kami menggunakan model yang dikemukakan oleh Nagi. Model ini berisi 4 konsep berurutan: patologi, gangguan, keterbatasan fungsional, dan ketidakmampuan. Secara teori, patologi menghasilkan gangguan, yang kemudian menyebabkan keterbatasan fungsional, yang kemudian mengakibatkan kecacatan. Tetapi tidak semua gangguan mengakibatkan keterbatasan fungsional, dan tidak semua keterbatasan fungsional mengakibatkan kecacatan.
Contohnya pada kasus gangguan tulang belakang leher (cervikal) orang yang mengalami ini akan memiliki defisit di ROM atau kekuatan otot, sedangkan keterbatasan fungsional memungkinkan seseorang tidak mampu melakukan gerakan rotasi pada leher.
Seseorang yang mengalami gangguan pada cervikal memiliki kelainan secara fisiologis maupun anatomis. Dilihat dari struktur anatomi menjadi abnormal, dan secara fisiologis, mekanisme fisiologis disekitar area yang mengalami gangguan juga akan terganggu. Impairment yang ditimbulkan yaitu rasa nyeri, adanya spasme pada otot-otot leher, adanya keterbatasan gerakan (ROM) pada daerah cervikal, kesulitan untuk menengok ke kanan dan kiri.
Karena pasien mengalami gangguan tersebut, sehingga pasien tidak mampu melakukan aksi (gerak) normal, seperti melakukan gerakan rotasi neck, fleksi-ekstensi neck, dan side fleksi neck. Karena tidak mampu melakukan gerakan, aktifitas sehati-hari pun terganggu. Aktifitas yang berhubungan dengan lingkungan sekitar juga terganggu.
Orang normal yang bisa melakukan segalanya secara mandiri, setelah ia mengalami, misal, kecelakaan dan mengalami fraktur pada lengan hingga harus di amputasi, semua aktifitasnya menjadi terbatas. Aktifitasnya menjadi tergantung oleh bantuan orang lain. Aktifitas sosial di sekitar lingkungannya juga menjadi terganggu karena ketrbatasannya untuk melakukan suatu aktifitas.

Peran fisioterapi disini adalah untuk menurunkan impairment yang ada, sehingga jika impairment menurun atau hilang fungsi dari tubuh dapat kembali ke normal, walau kadang tidak mampu kembali normal secara penuh. Karena fungsi tubuh sudah baik, ketidakmampuan yang dialami dapat sedikit demi sedikit dikurangi dan pasien dapat mandiri dan tidak tergantung oleh bantuan orang lain, aktifitas di lingkungan pun tidak begitu menghambatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar