Minggu, 20 Maret 2016

Penyakit - Penyakit Sistem Locomotor dan Jaringan Lunak

PENYAKIT-PENYAKIT SISTEM LOCOMOTOR
DAN JARINGAN LUNAK

Dalam bab ini akan dibahas penyakit-penyakit sistem locomotor dan jaringan lunak yang penyebabnya dapat ada hubungannya dengan rematik, tetapi dapat pula disebabkan penyakit lain.
A.        NYERI DI DAERAH PERGELANGAN TANGAN

1.     CARPAL TUNNEL SYNDROME
Suatu sindrom yang timbul akibat nervas medianus tertekan di dalam carpal tunnel yang terdapat di pergelangan tangan, sewaktu nervus medianun berjalan melewati terowongan tersebut dari lengan bawah ke tangan.
-    Rheumatoid arthritis, osteoarthritis, non apesifik tenosynovitis.
-    gangguan hormonal, misalnya- pada diabetes mellitus, myxedema (akibat hypothyroidisme pada orang dewasa), acromegali (akibat hyperfungsi glnadula hipofisis/pituitary gland pada orang dewasa).
-    kelainan metabolik, misalnya gout, amyloidosis.
-    gangguan imunologis, misalnya pada multiple myeloma.
-    tumor jinak : lipoma, ganglion
-    kehamilan.
-    infeksi, abses.
-    Raynaud's disease.
-    pekerjaan yang banyak menggunakan otot flexor tangan
-    trauma, fraktura ujung bawah os radius yang malunion.
-    saraf teriritasi oleh ligamentum carpalis transversalis (flexor
retinaculum) yang menebal

GAMBARAN KLINIK :
-    biasanya mengenai wanita setengah baya.
-    medianus yang berada di dalam carpal tunnel menghantarkan impulssensorik yang berasal dari kulit telapak tangan serta kulit bagian volar yang menutupi jari telunjuk, jari tengah, sisi radialis jari manis serta sisi palmaris ibu jari. Sehingga pada carpal tunnel syndrome akan ditemukan gangguan sensibilitas yang berupa rasa nyeri dan paraesthesia pada daerah tersebut; sedang jari kelingking sama sekali tidak terdapat gangguan sensibilitas. Sekalipun demikian, rasa nyeri dan paraesthesia Ini dapat dirasakan meluas melampaui pergelangan tangan ke proximal, ke lengan atas bahkan bahu, sehingga sering dikelirukan dengan iritasi radix saraf akibat spondylitis cervicalis.
-    rasa nyeri dan paraesthesia terutama dirasakan pada malam hari,
sehingga sering membangunkan pasien di tengah malam. Rasa nyeri dan paraesthesia ini akan mereda atau hilang bila tangannya digerak-gerakkan atau bila lengan dielevasikan.
-    pada beberapa kasus, dapat ditemukan gangguan motorik dan atrofi otot-otot thenar.
-    test-test yang berguna untuk membantu menegakkan diagnosis :
§  TestTinel: bila dilakukan  penekanan atau perkusi padaligamentum volare pergelangan tangan, akan membangkitkan rasa nyeri atau paraesthesia pada kawasan n. medianus apabila carpal tunnel menyempit.
§  Test Phalen : bila kedua tangan paaien difleksikan di sendipergelangan tangan, kemudian saling menekan dengan menggunakan dorsum nanus sekuat-kuatnya, maka bila ada penyempitan dari carpal tunnel, akan dapat timbul rasa nyeri atau paraesthesia pada kawasan n. medianus.

Terapi :
-    mengobati penyebabnya (terapi causal).
-    bila tidak berhasil, dapat dilakukan. :
1.       pemberian lempengan gips palmaris (splinting) terutama pada waktu malam, disertai flsioterapi.
2.       obat-obat corticosteroid.
3.       pembedahan, dengan melakukan pemotongan terbuka ligamentum carpalis transversalis.

2.     TENO-SYNOVTIS (TENO-VAGINITIS, TENDO-VAGINITIS)
Merupakan peradangan pada vagina tendineum dari suatu tendo. Tendo sendiri secara teoritis jarang mengalami peradangan karena miskin akan pembuluh darah.

Etiologi :
-       biasanya tidak diketahui (idiopathic).
-       beutuk-bentuk tertentu disebabkan trauma yang dikenal sebagai Tenosynovitis traumetik. Hal ini akibat gerakan berulang dari tendo yang memberikan strain padanya. Terutama terdapat pada orang-orang yang pada keadaan normal jarang mengunakan kelolfipok otot tersebut. Tenosynovitis traumatik biasanya mengenai tendon extensor bagian profundal dalam pergelangan tangan sisi radlalis atau bagian ventral pergelangan kaki.
-       ada pula yang disebabkan infeksi yang dikenal sebagai Tenosynovitis infectiosa. Paling sering mengenai sarung tendon di daerah tangandan pergelangan tangan.

Bentuk yang idiopathic sering dihubungkan dengan rheumatism, terutamaR.A., tetapi juga dengan systemic sclerosis,  psoriatic arthritie dan gonococcal arthritis.
Bentuk yang idioipathic ini banyak dijumpai padaorang dewasa baik pria maupun wanita.Dapat mengenai satu atau beberapa tendon, dapatpula diikuti atau tidak diikuti timbulnya kalsifikasi di tempat tersebut.
Sarung tendon (vagina tendineum) bila mengalami peradangan kronik walaupun ringan  mudah mengalami penebalan, terutama pada pintu masuknya. Akibat pintu masuk sarung tendon menebal, dapat menjepit tendon yang lewat di tempat tsrsebut, keadaan ini dikenal sebagai :STENOSING TENOSYNOVITIS/ STENOSING TENDOVAGINITIS.
Stenosing tenosynovitis yang sering dijumpai adalah :
-     TRIGGER FINGER (jari macet).
-     DE QUERVAlN'S SYNDROME.

A)     TRIGGER FINGER (JARI MACET)
Gambaran klinik :
-    pasien berangsur-angsur menyadari bahwa bila jari-jari tangan dari keadaan fleksi diekstensikan, maka jari yang sehat mudah diekstensikan,  sedang jari yang macet tetap herada dalam keadaan fleksi di sendi P.I.P. Bila jari tersebut dipaksa ekstensi, maka akan terasa adanya sensasi "klik" disertai rasa nyeri yang sangat di pangkal jari tersebut
-    keadaan akan terasa lebih memburuk pada pagi hari terdapat rasa nyeri tekan (tenderness), pada daerah sendi M.C.P. atau daerah caput os metacarpalis. Juga, bila jari digerak-gerakkan, pada daerah tersebut dapat terasa ada benjolan
-    seringkali keadaan ini mengenai ibu jari tangan, yang dikenal sebagai TRIGGER THUMB.
-    kadang-kadang keadaan sejenis ditemukan juga pada ibu jari tangan bayi.
Terapi :
-    pada stadium awal, maka pemberian suntikan suspensi corticosteroid setempat pada tempat nyeri tekan bisa memberikan kesembuhan sempuma. Di samping itu diberikan pula obat-obat analgetik antiinflammatorik non steroid dan fisioterapi (pemanasan dengan S.W.D., air hangat atau rendam parafin hangat)
-    pada stadium Ianjut, dapat dipertimbangkan tindakan operatif, dengan cara memotong bagian yang menyempit.
-    pada bayi, dapat ditolong dengan melakukan operasi terbuka.



B)    DE QUERVAIN’S SYNDROME
-    banyak ditemukan pada wanita muda.
-    sebab-sebabnya tidak diketahui, diduga akibat aktivitas yang berlebihan dari musculus extensorpollicis brevis dan atau musculus abductor pollicislongus.
Gambaran klinis :
-    nyeri gerak daerah radialis pergelangan tangan, terutama biladilakukan gerakan aktif pergelangan tangan ke arah ulnar. Gerakan aktif  pergelangantangan  ke  arah radial  tidak membangkitkan nyeri. Juga tidak nyeri bila ibu jari tangandigerakkan secara pasif.
-    nyeri tekan pada processus styloideus radii.
-    benjolan pada daerah processus styloideus radii.
-    Test Finkelstein dapat mendukung diagnosis. Bila pasien disuruhmenggenggam ibu jarinya, kemudian pergelangan tangan digerakkanke arah ulnar, akan membangkitkan rasa nyeri yang sangat.
Terapi :                  .
-    stadium awal : dapat diberi suntikan corticosteroid lokal, obat-obat  analgetik   antiinflamatorik  non  steroid   dan fisioterapi (S.W.D. dan thermoterapi lainnya). Pada keadaan yang parah, dapat dipertimbangkan terapi operatif dengan jalan membelah sarung tendon yang menyempit tersebut.

A.     NYERI DI DAERAH SIKU
Pemain tennis bisa menderita nyeri yang terasa di epicondylus lateralis humeri yang disebut TENNIS ELBOW. Sedang pemain golf bisa menderita nyeri pada epiconcylus medialis humeri yang disebut GOLFER’S ELBOW.
1.     TENNIS- ELBOW (BURSITIS RADIOHUMERALIS : EPICONDYLITIS)
Seperti telah kita ketahui bahwa epicondylus lateralis hurneri merupakan origo dari otot-otot extensores tangan, sehingga bila otot-otot extensores tangan melakukan aktivitas yang kuat dan berkepanjangan, terutama bagi orang-orang yang kurang terlatih, dapat mengalami perobekan pada daerah origo atau myofacial yang ada di dekat origo tersebut.
Dikatakan bahwa di daerah tersebut tidak ada bursa dan tidak ada
peradangan, sehingga istilah buraitis radiohumeralis dan epicondylitis
dianggap kurang tepat.
Tennia elbow sering timbul pada keadaan :
a.      melakukan ekstensi pergelangan tangan yang kuat dengan tangan dalam keadaan pronasi. Misalnya pada pemain tennis yang sedang melakukanpukulan "back hand" dengan siku menghadap net atau pada ibu rumah tangga yang sedang memeras dengan dua tangan pakaian cucian.
b.      melakukan supinasi pergelangan tangan dengan melawan tahanan.Misalnya pada saat mengencangkan sekerup (gerakan searah denganarah jarum jam)

Gambaran Klinik :
-    timbul rasa nyeri secara spontan pada epicondylus lateralis humeriyang sangat hebat yang dapat menjalar ke bagian lateral lengan atas dan lengan bawah
-    terdapat nyeri tekan, sedikit pembengkakan dan nyeri  gerak isometrik pada epicondylus lateralis humeri.
-    rasa nyeri dapat diprovokasi atau diperberat dengan menyuruh pasienMANUVER MILL  yaitu  mengekstensikan  siku denganpergelangan tangan dalam keadaan pronasi dan doraofleksi.Dapat pula diprovokasi atau diperberat dengan menyuruh pasienmelakukan dorsofleksi tangan yang ditahan oleh pemeriksa, sedanglengan bawahnya diletakkan di atas meja dalam keadaan pronasi.
-    pemeriksaan darah tidak ditemukan kelainan. Pemerikaaan radiologisbiasanya normal, kadang-kadang dapat terlihat bayangan tulang baruyang kecil di daerah yang nyeri tekan.

Terapi :
-    penyuntikan corticosteroid pada titik nyeri tekan akan memberikan pemulihan cepat. Di samping itu diberi pula obat-obat analgetika antiinflamatorik non steroid per oral.
-    menganjurkan pasien untuk menghindari gerakan yang dapat menimbulkan rasa nyeri, menghentikan kegiatan main tennis, bulu tangkis, memeraa pakaian cucian dan mengencangkan sekerup.
-    fisioterapi dengan
§  aplikasi panas atau diathermi tiap hari.
§  latihan gerak tanpa beban
§  pembalutan siku dengan balut elastis
-    bila hal-hal di atas gagal, dapat dicoba dengan nengistirahatkan siku dalan posisi fleksi 90o di dalam gips selama 4-6 minggu.
-    bila keadaan berat dan sangat mengganggu, serta gagal dengan berbagai tindakan konservatif, dapat dipertimbangkan tindakan bedah.

2.     GOLFER’S ELBOW
Epicondylus modialis humeri merupakan origo dari otot-otot fleksor tangan, sehingga pemain golf yang memfleksikan tangan dengan kuat sewaktu memukul bola dapat menimbulkan nyeri pada epicondylus medialis humeri.
B.    NYERI DI DAERAH BAHU
Nyeri bahu merupakan keluhan yang sering ditemukan di klinik. Selama 1 tahun (Januari 1990 sampai Januari 1991), di Sub-bagian Rematologi Bagian Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia / Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, keluhan bahu merupakan 13% dari penderita yang datang berobat dan merupakan 68% dari yang datang berobat dengan gangguan jaringan lunak (extra articular pain).
Secara anatomis sendi bahu merupakan sendi peluru (ball and socket joint) yang terdiri atas bonggol sendi dan mangkuk sendi.Cavitas sendi bahu sangat dangkal, sehingga mempunyai lingkup gerak sendi yang luas dan sangat mobil yang memungkinkan seaeorang dapat menggerakkan lengannya secara leluasa dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Namun struktur demikian akan menimbulkan ketidakstabilan sendi bahu dan ketidakstabilan ini yang sering menimbulkan gangguan pada bahu.
Stabilitas sendi bahu (articulatio glenohumerale) sangat tergantung pada otot-otot dan tendon di sekelilingnya terutama otot-otot pendek yang berorigo pada acapula dan berinsertio pada tuberositas majua humeri, yaitu m. supraspinatus, m. infraspinatus, m. teres minor yang ketiganya berinsertio pada tuberositas majus humeri (disingkat sebagai otot S.I.T. ) yang bersama-sama membungkus/menutupi caput humeri dan melekat pada sendi glenohumerale, kecuali aspek inferiornya, yang disebut "ROTATOR CUFF" (bungkus pemutar). Juga m. subscapularia yang berinsertio ;pada tuberositas minus humeri.
Tendon musculus supraspinatus dan tendon caput longua musculus biceps brachi bertumpang tindih sewaktu melewati terowongan yang dibentuk oleh caput humeri yang dibungkus oleh capsula sendi glenohumerale sebagai lantainya dan ligamentum coracoacromialis serta acromion sebagai atapnya.
Adanya bursa subacromialis yang terletak di sebelah caudal acromion dan musculus deltoideus, memungkinkan tendon musculus supraspinatus meluncur bebas.
Berbeda dengan cara berpikir murni anatomia tentang gelang bahu, maka bila dipandang dari sudut klinis praktis, gelang bahu ada 5 fungsi persendian yang kompleks, yaitu :
1)     sendi glenohumerale .
2)     sendi sternoclaviculare,
3)     sendi acromioclaviculare.
4)     sendi subacromiale, berada di antara arcus acromioclaviculare yang ada di sebelah cranial dan caput serta tuberositas humeri yang adadi nebelah caudal, dengan bursa subacromiale yang besar bertindak sebagai rongga sendi.
5)     sendiscapulothracic (bukan sendi yang sebenarnya, hanya berupa pergerakan scapula terhadap dinding thorax) . .

Pengetahuan yang mendalam mengenai anatomi sendi bahu merupakan hal yang penting dalam menegakkan diagnosis dan penatalaksanaan nyeri bahu.
Lebih dari 90% nyeri bahu terjadi sebagai akibat gangguan jaringan
lunak extracapsular daerah bahu.Mekanisme patogenesis gangguan bahu
sangat bervariasi, sehingga sering kali dugaan adanya penyakit yang
mendasarinya (underlying disease) tidak ditunjang oleh berbagai hasil
penelitian.
Nyeri bahu setempat akibat kelainan jaringan lunak dapat dibedakan :
1)    frozen shoulder (capsulitis adhesiva; adhesive capsulitis)
2)    periarthritis humeroscapularis : 
(a)   lesi rotator cuff
§  tendinitis supraspinatus
§  tendinitis supraspinatus kalsifikasi akut.
§  tendinitis subscapularis
§  ruptur, baik partial atau komplit.
(b)   tursitissubacromialis.
(c)    sindrom bicipitalis :
§  tenosynovitis caput longum biceps brachii.
§  ruptur caput longum biceps brachii.
3)    shoulder-hand syndrome.
4)    Penyebab nyeri bahu lainnya.

1.     Frozen Shoulder (Kapsulitis Adhesive/ Adhesive Capsulitis)
(adhesion = adhesi = lengket) :      .
Kondisi ini tidak berarti sendi bahu benar-benar "beku" karena kaku, tetapi lebih bersifat terlalu nyeri bila dipaksakan melakukan gerakan menempuh lingkup gerak sendi secara penuh.Pada kondisi ini ditemukan kapsulitis, disertai sedikit atau tanpa synovitis, tetapi tidak ditentukan arthritis.Dapat ditemukan fibrosis jaringan perikapsuler.Walaupun disebutkan ada inflamasi jaringan tetapi L.E.D. (Laju Endap Darah) tetap normal.
Meskipun kondisi ini dapat timbul spontan, dengan patogenesis yang belum jelas, tetapi sering didahului oleh adanya lesi rotator cuff atau trauma ringan langsung pada bahu.Dapat juga timbul setelah dilakukan immobilisasi bahu/disuse dalam jangka waktu tertentu, misalnya fraktur Collea (fraktura pada bagian distal lengan bawah) yang pada fase penyembuhannya tidak diikuti dengan gerak aktif yang dilakukan secara teratur atau pada penderita hemiparesis atau monoparesis yang mengenai lengan yang bersangkutan. Ada beberapa ahli menghubungkannya dengan penyumbatan pembuluh darah koroner (I.H.D.=Ischemio Heart Disease), angina pectpris, penyakit pembuluh darah otak, pasca operasi, tuberculosis paru, diabetes raellitus, penyakit saraf cervica; suhu dingin,  akibat pemberian  obat seperti  luminal (phenobarbital), iuoniazid (I.N.H.),  jodium dalam jangka waktu panjang dan perkapuran tendon.

Manifestasi klinis :
Biasanya mengenai orang dewasa setengah baya, baik pria maupun wanita.
Kecuali rasa nyeri dan kekakuan, terutama didominir oleh keterbatasan gerak sendi aktif maupun pasif bahu yang nyata karenasaat nyeri dan adanya perlengketan jaringan, keterbatasan gerak ini terjadi ke semua arah.Kemampuan abduksi hanya mencapai 15° atau kurang, rotasi hampir tidak dapat dilakukan.Bila gerakan dipaksakanrasa nyeri dapat menjalar ke arah lipat siku, permukaan volar lengan bawah dan regiopectoralis.
Rasa nyeri dapat menjalar ke leher, lengan atas bagian ventral, scapula dan lengan bawah. Kadang-kadang rasa nyeri dapat mengganggutidur pada malam hari dan tidur ke sisi bahu  yagna terkena akan menimbulkan rasa nyeri juga. Rasa nyeri juga akan timbul bila menggerakkan bahu, baik aktif maupun pasif.
Terdapat nyeri tekan difus yang lebih jelas di bagian anterior.Pada perabuan (palpasi) tidak teraba panas.
Tes rotasi dapat membangkitkan rasa nyeri.
Demikian pula bila dilakukan Aplev scratch testakan membangkitkan rasa nyeri. Pada tes ini pasien disuruh menggaruk-garuk angulus nedialis scapulae kontralateral dengan tangan lewat belakang kepala.
Pada R8 foto sendi bahu tetap tampak normal, kecuali bila telah timbul disuse osteoporosis.
Fase nyeri akan berakhir 4 - 12 minggu. Keterbatasan gerek aktif
maupun pasif yang berat akan berakhir lebih lama, biasanya gerakan akan
normal kembali secara sempurna antara 6-18 bulan atau sampai 1-2
tahun. Penyembuhan dapat diperlambat dengan penggunaan sendi bahu
secara berlebihan (overuse) atau melakukan latihan (exercise) yang
keras.     
Pada  stadium awal saat rasa, nyeri masih hebat, bahu perlu diistirahatkan dengan memasang sling dan diberikan obat-obat analgetika atau obat-obat antiinflamasi. Bila gejala dan tanda penyakit telah mereda, dapat dilakukan gentle exercise, bahkan manipulasi.

2.     Periarthritis Humeroscapularis (PENYAKIT DUPLAY)
Dapat berupa peradangan pada tendon (tendinitis) yang terdapat di sekitar, sendi bahu, peradangan pada bursa (bursitis) atau tendinitis yang disertai deposit kalsium.
Keluhan utamanya adalah nyeri pada bahu, tetapi sebagian besar tidak ada keterbatasan lingkup gerak sendi bahu atau hanya ada keterbatasan pada satu arah gerak saja.
a.     Lesi rotator cuff
Sekalipun secara anatomis tendon-tendon rotator cuff dapat dibedakan secara jelas, tetapi sering sulit membedakan tendon mana dari rotator cuff yang terkena lesi.
1)    Tendinitis supraspinatus :
Tendo supraspinatus merupakan tendon yang paling sering terkena lesi, terutama pada tempat insertionya pada humerus.
Penyebab yang jelas dari tendinitis supraspinatus tidak jelas. Tetapi penggunaan yang berlebihan (overuse), akibat terjadi gesekan atau penekanan yang berulang-ulang dan berkepanjangan oleh tendo musculus biceps brachii saat melakukan gerakan ekstensi lengan ke depan, dapat terjadi "wear and tear", bersama-sama suplai darah yang relatif jelek, mungkinmerupakan faktor penting yang dapat menimbulkan kondisi ini. Keluhan nyeri timbul bila lengan diabduksikan dari 60° -75°.Rasa nyeri dirasakan di seluruh daerah bahu dan dapat mengganggu tidur.
2)    Tendinitis supraspinatus kalsifikan :
Sebagian kecil pasien dengan tendinitis supraspinatus dapat timbul kalsifikasi di dalam atau di sekitar tendo supraspinatus dekat pada insertionya, yang dapat dilihat pada Ro foto sebagai opacitas berukuran kecil, biasanya hanya berdiameter beberapa millimeter, terletak di antara acromion dan humerus. Deposit kalsium ini dapat timbul primer atau timbul pada tendon yang telahmengalamidegenerasi. Meskipunlesi  yangmengalami kalsifikasi ini dapat tetap asimptomatis (60%), tetapi 35% sisanya  akan   mengeluh  nyeri  seperti  pada  tendinitis supraspinatus.
Rasa nyeri dapat timbul bila deposit berdiameter 5 mm atau.i lebih (pada suatu penyelidikan lain dikatakan bahwa bila deposit calciumnya kurang dari 1% cm diameternya bersifat asimptomatis) bila pasien menggerakkan lengannya dan rasa nyeri ini dapat menjadi kronis; dapat pula menimbulkan nyeri yang sangat pada saat istirahat dan nyerinya dapat menjadi yang paling hebat dibanding nyeri yang ditimbulkan oleh berbagai lesi jaringan lunak manapun di daerah bahu lainnya. Diperkirakan rasa nyeri yang sangat ini timbul karena kristal calcium hidroxyapatite yang ada di tempat tersebut menjebol masuk ke dalam bursa subacromialis, yang selanjutnya menimbulkan bursitis akut; mekanismenya persis seperti synovitis kristal lainnya (gout dan pseudogout) yang timbul sebagai respons adanya kristal monosodium urate monohydrate atau kristal' pyrophosphate. Bila telah timbul bursitis akutakan memperhebat rasa nyeri yang telah ada pada bahu, disertai pula gangguan gerak, nyeri tekan yang sangat, pembengkakan dan espasme otot. Adanya demamberkeringat dan lain-lain gejala sistemik, dapat mengaburkan diagnosis dengan gout atau arthritis infectiosa.
3)    Tendinitis infraspihatus dan tendinitis subscapularis :
Tendinitis pada otot-otot ini jarang dijumpai.
4)    Ruptur rotator cuff
Ruptur rotator cuff baik partial maupun komplit cenderung mengenai penderita di atas umur 50 tahun. Hampir selalu tendo supraspiratus merupakan tempat  terjadinya ruptur dan ini mungkin sebagai akibat adanya degenerasi pada tendon yang telah berlangsung kronik.
Dapat ditemukan riwayat trauma, misalnya riwayat terjatuh; dengan lengan terbentang keluar dan tangan menapak tanah.Adanya ruptur dapat disertai rasa nyeri yang sangat.Ruptur partial lebih sering dijumpai dan biasarya disertai keluban painful arc dan dapat menimbulkan rasa nyeri yang dirujuk ke titik-titik tertentu di bahu bila dilakukan abduksi partial. Bila ruptur bersifat komplit, akan timbul kelemahanyang nyata dan penderita tidak mampu melakukan abduksi secara aktif; tetapi gerkan pasif tidak menimbulkan rasa nyeri dan masih mungkin dilakukan serta tidak terdapat pembatasan lingkup gerak sendi (R.O.M.).
TestMoseley/Droparm aign (tes lengan jatuh) positif. Pada ruptur rotator cuff, umumnya pasien masih mampu mengabduksikan bahu sampai 90°. (Tetapi jika pasien disuruh mengabduksikanlengannya lebih lanjut atau pasien disuruh mengabdusikan lengannya melawan tahanan, maka lengannya akan jatuh. Demikian juga bila lengan pasien yang mula-mula abduksi penuh, kemudian disuruh menurunkan lengannya secara perlahan-lahan, setelah sampai pada posisi abduksi 90°, pasien akan tiba-tiba menjatuhkan lenganya karena timbul rasa nyeri di bahunya.
Membedakan antara ruptur partial dan tendinitis sangat sulit dilakukan secara klinis, tetapi dengan arthorografi kontras dapat membantu membedakannya.Sebagian besar hanya memerlukan istirahat dan analgetika, tetapi pada beberapa kasus perludilakukan tindakan pembedahan.

b.     Bursitis sub acromialis
Dikenal juga debagai bursitis subdeltoideus. Timbulnya hampir selalu sekunder akibat adanya tendinitis atau lesi lain yang ada didekatnya atau akibat trauma langsung setempat. R5 foto biasanya normal, tetapi pada kasus yang jarang, dapat tampak adanya deposit kalsiumdi dalam atau di permukaan tendon.Dapat pula timbul pada Rheumatoid arthritis atau akibat infeksi dan dapat pula tanpa sebab yang jelas.
Hanya bursitis saja jarang sebagai penyebab rasa nyeri. Peranan adanya deposit kasium pada tendon sebagai penyebab rasa nyeri diragukan oleh beberapa ahli, tetapi ahli lain percaya bahwa deposit kristal hydroxy apatite pada tempat cedera dapat bertindak sebagai iritant setempat dan dapat menerobos masuk ke dalam bursa yang selanjutnya menimbulkan reaksi peradangan dan rasa nyeri.
Dalam keadaan normal saat terjadi gerakan abduksi lengan, tendo-tendo rotator cuff, terutama supraspinatus, lewat di bawah arcus coracoacromialis. Karena arcus tersebut sempit dan rendah letaknya, atau ada abnormalitas/pembengkakan pada tendon akan dapat menimbulkan rasa nyeri saat dilakukan gerakan abduksi, karena pada saat gerakan abduksi itu tuberositas mayus hurneri akan berkontak dengan acromion, sehingga bursa tertekan. Rasa nyeri pada umumnya mulai timbul bila lengan mendekati abduksi 90° dari tubuh (45° -125°). Tetapi bila lengandielevasikan lebih lanjut, karena bursa tidak lagi tertekan, maka rasa nyeri akan hilang, keadaan ini dikenal sebagai ARCUS PAIN. Rasa nyeri dirasakan pada insertio musculus deltoideus pada tuberositas mayus humeri, tetapi rasa nyeri di sini bersifat "referred pain/nyeri rujukan", karena pada penekanan daerah tersebut, tidak membangkitkan rasanyeri.

c.      Tendinitis Bicipitalis
Tendinitis pada caput longum biceps brachi lebih jarang dijumpai dibanding dengan gangguan pada tendo rotator cuff.
Tendo dari caput longum biceps brachii berjalan di dalam mernbrana synovia sendi bahu yang membentang bagaikan lengan di sulcus yang ada di permukaan anterior humerus. Di tempat ini tendon tersebut dapat terpapar oleh strain mekanik yang dapat menimbulkan cedera atau ruptur.
Pada banyak kasus, beberapa bentuk trauma baik trauma langsung ringan (minor) atau trauma langsung berat terutama pada saat lengan sedang adduksi dan tangan supinasi dapat mencetuskan kelainan ini.Melakukan pekerjaan dengan gerakan lengan adduksi sambil tangannya supinasi secara kuat dan berulang-ulang. Strain yang berulang, misalnya melempar dengan tangan terletak lebih tinggi atau lebih rendah daripada bahu, menggali tanah, dapat merupakan faktor pencetus. Jatuh pada bahu atau pada siku dalam keadaan fleksi, keduanyaakan mendorong humerus ke arah cranial melawan acromion, dapat pula mencetuskan kondisi ini. Tetapi pada kasus yang lain, tidak dapat ditemukanadanya riwayat trauma yang jelas dan awitannya (onset) perlahan-lahan (insidious).
Peradangan biasanya tetap terlokalisir pada sarung tendocaput longuun biceps brachii, tetapi kondisi ini dapat berkembang menjadi kapsulitis adhesiva. Tendon dapat menipis sehingga dapat terjadi ruptur spontan, yang akan memberikan gambaran lekukan pada biceps bila siku difleksikan.
Rasa nyeri lebih sering terasa pada bagian anterior bahu daripadabagian lateral bahu. Nyeri tekan juga terdapat pada bagian depan caput humeri, tepatnya pada sulcus intertubercularis humeri di mana caput longum musculus biceps brachii berjalanrasa nyeridiperburuk bila pasien melakukan gerakan aktif supinasi lengan bawah dengan siku dalam posisi fleksi melawan tahanan. Nyeri tekan lebih nyata di sulcus bicipitalis, tetapi rasa nyeri dapat pula dirasakandisepanjang otot biceps menjalar ke lengan bawah/distal hingga pada tempat insertionya di fossa cubiti.Tendo biceps brachii kecuali dapat terjadi tendinitis, tenosynovitis dan rupture dapat pula menjadi panjang karena friksi atau inflamasi.Dapat juga mengalami subluxasiatau dislokasi dari tempatnya di sulcus intertubercularis.
Pada pemeriksaan dapat ditemukan Yargason's sign positif. Yaitu bila pasien disuruh memfleksikan sendi siku, sedang pemeriksa menyangga siku pasien dengan satu tangan dan tangan lainnya menahangerakan adduksi yang dilakukan secara aktif oleh pasien, maka bahu pasien akan merasakan nyeri dan dapat terlihat benjolan di samping medial tuberculum minus humeri karena tendon, otot biceps brachii tergelincir ke luar dari sulcus intertubercularis. Bila tendon anak muda mengalami ruptur, harus diperbaiki secara bedahtetapi bila ruptur telah terjadi beberapa minggu atau pasien berusia.tua, dilakukan terapi konservatif. Tendon yang mengalami dislokasi memerlukan fiksasi secara bedah.

3.     Shoulder-hand Syndrome (Steinbrocker)
Kondisi yang jarang dijumpai ini disebabkan gangguan saraf otonom.
Dapat timbul pada penderita dengan berbagai derajat frozen shoulder
(sekalipun ringan), yang kemudian timbul reflex sympathetic dystrophy
secara sekunder (reflekalgodystrophy).Dapat pula ditemukan setelah
seseorang mengalami stroke, herpes zoster, infark miokard, Rheumatoid
arthritis, cedera atau luka bakar yang mengenai bahu atau tangan.
Gangguan ini adalah kondisi  atrofik yang mirip dengan Sudeck's
osteodystrophy.
Beberapa minggu setelah timbul faktor pencetus tersebut, timbul rasa nyeri pada tangan dan bahu.
Pada permulaannya : bahu terasa nyeri, setelah rasa nyeri berkurang akan timbul rasa kaku serta sukar digerakkan dan sering disertai rasa seperti terbakar. Tangan dan jari-jari tangan bengkak dan nyeri.Timbul perubahan vasasomotor pada tangan dan jari-jari tangan, kulit menjadi dingin, basah, mengkilat dan hyperaesthetik.Kadang-kadang padafascia paimaris timbul gambaran Dupuytren'a contracture.R8 foto .relatif .sering tampak osteoporosis yang tak merata pada tangan dan caput humeri.
Ada 3 stadium pada perkembangannya :
§  stadium I               : bahu terasa nyeri seperti terbakar; tangan dan jari-
jari tangan makin membengkak.
§  stadium II              : nyeri bahu berkurang, kekakuan bertambah;
pembengkakan pada tangan dan jari-jari tangan berkurang, rasa nyeri meningkat, timbul perubahan dystrophic.
§  stadium III : bahu seperti beku, tidak ada rasa nyeri; tangan dan
jari-jari tangan sudah tidak nyeri, timbul kekakuan, deformitas dan timbul perubahan dystrophic yang mencolok,
Pada sebagian besar kasus tidak dapat ditemukan penyebabnya.
Sebagian besar kasus bersifat ringan dan akan menyembuh secara sempurna waktu 3 -24 bulan.

4.     Penyebab Nyeri bahu lainnya :
a.    Nyeri rujukan dari leher :
Adanya spondylosis cervicalis pada leher (kondisi ini sering dijumpai), rasa nyeri di leher biasanya dirujuk ke arah lateral dan sering dirasakan di daerah bahu. Dalam keadaan ini, gerakan leher terbatas dan nyeri  tetapi bila leher difiksasi, sendi bahu dapat bergerak bebas.
b.    Arthritis/ osteoarthrosis acromioclayicularis :
Biasanya akibat trauma atau degenerasi (osteoarthrosis), relatif lebih sering ditemukan pada olahragawan.
c.    Bronchogeriic carcinoma, pleuritis basalis,aneurysmaaortae, pericarditis, dapat menimbulkan nyeri bahu.
d.    Penyakit hepar, kandung empedu dan pancreas, dapat menimbulkan nyeri rujukan di bahu kanan
e.    Tumor ganas mammae dan prostat, sering metastasis ke tulang-tulang bahu.
f.     Rheumatoid arthritis,   polymyalgia   rheumatica,  arthropatiinflamatorik pada sendiglenohumerale.
Monoarticular Rheumatoid arthritis jarang dijumpai, apalagi Rheumatoid arthritis yang mengenai satu sendi bahu sangat jarang. Padapolymyalgia rheumatica kedua bahu kaku pada pagi hari dan kemudianakanmembaik. Sendi glenohumerale jarang mengalami perubahan degenerasi, kecuali jika pernah mengalami dislokasi atau cedera.
g.    Bila keluhan nyeri bahu terjadi pada usia yang lebih muda, sering berhubungan dengan cedera olah raga.


Diagnosis banding beberapa lesi yang sering ditemukan di bahu :
Kelainan
Painful arc
Factor yang meningkatkan rasa nyeri
Tendinitis supraspinatus

Tendinitis suprasinatus kalsifikan

Rupture partial rotator cuff

Tendinitis infraspinatus


Arthritis/ osteoarthrosis acromioclavicularis




Tendinitis subscapularis


Tendinitis bicipitalis
Ada

Ada


Ada

Ada


Ada, tetapi rasa nyeri mulai rimbul setelah abduksi 900, makin meningkat bila elevasi dilanjutkan

Tidak ada


Tidak ada
Abduksi melawan tahanan

Abduksi melawan tahanan


Abduksi melawan tahanan

Exorotasi melawan tahanan

Palpasi setempat aduksi melawan tahanan




Endorotasi melawan tahanan

Fleksi dan supinasi siku melawan tahanan palpasi pada sulcus bicipitalis Yergason’s sign
     
Ilustrasi Penelitian di Indonesia
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh A.R. Nasution di RSCM Jakarta pada tahun 1990 - 1991, ditemukan bahwa frozen shoulder dan periarthritis humeroscapularis :
-       Sisi yang terkena sebagian besar oisi yang dominan, yaitu sebelahkanan. Tetapi dapat pula mengenai kedua sisi.
-       sebagian besar tidak ditemukan adanya faktor pencetus, hanya 4% yangdicetuskan oleh trauma dan 8% karena penggunaan yang berlebihan. Jarang sekall ditemukan bersama-sama kelainan lain.

Ringkasan ulasan pada penelitian tersebut :
Pola nyeri kebanyakan berkaitan dengan gerak.Lokasi nyeri umumnya dirasakan setempat.Penjalaran nyeri pada periartritis humeroscapularis kebanyakan ke distal, sedangkan penjalaran nyeri pada frozen shoulder sekalipun lebih banyak ke distal, dapat juga ke proximal dan leher.Saat timbul nyeri yada periarthritis humeroscapularisdapat tidak tertentu waktunya, dapat terus menerus maupun pada saat tertentu saja, sedangkan pada frozen shoulder sebagian besar merasa nyeri terus menerus.
Kaku pada pagi hari lebih banyak ditemukan pada frozen shoulder.Gangguan jaringan lunak setempat atau periarthritis humeroscapularis secara klinis dan patologis dapat dibedakan dengan frozen shoulder, tetapi faktor-faktor lain yang mempengaruhi ataupun berperan pada kedua jenis gangguan bahu ini belum jelas diketahui.
Onset penyakit pada keduanya sebagian besar bertahap, walaupun dapat pua terjadi tiba-tiba.
Lama - sakit pada Frosen shoulder umumnya lebih lama dibandingkan Periarthritis humeroacapularis.
Keduanya menimbulkan nyeri bahu dengan insiden yang hampir sama. Dapat mengenai semua usia, tetapi paling sering ditemukan pada individu yang berusia di atas 40 - 60 tahun tahun, terutama wanita, baik ibu rumah tangga maupun yang bekerja di kantor. Banyaknya ibu rumah tangga terserang nyeri bahu mungkin karena wanita lebih sering melakukan perkerjaan rumah tangga yang menimbulkan mikrotrauma berulang hingga lebih mudah mengalami gangguan bahu, hal ini sesuai dengan apa yang dilaporkan oleh Uhthoff dan Sarkar bahwa inflamasi kronis (tendinitis) merupakan akibat adanya mikro trauma berulang. Tingginya frekuensi nyeri bahu pada kelompok usia ini mungkinkarena pada usia pertengahan biasanya banyak kegiatan yang dilakukan,sehingga pertambahan usia disertai dengan kegiatan yang berlebihanagaknya dapat merupakan faktor risiko. Kelompok usia lainnya dapat juga terserang terutama periarthritis humeroscapularis.
Keluhan nyeri bahu pada pekerja kasar lebih sedikit jadi tidak ada hubungan antara pekerjaan walaupun pekerjaan fisik keras, tetapi stress lebih rentan, sedangkan trauma tertentu/ berulang dan menetap lebih sering mengakibatkan nyeri bahu.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh A.R. Nasution di RSCM Jakarta pada Januari 1990 sampai Januari 1991 di atas, bila dilakukan penilaian terhadap kemampuan berpakaian (dressing), membersihkan diri (toilet), menyisir (comb) dan makan (feeding), maka yang paling banyak terganggu berturut-turut adalah berpakaian, membersihkan diri, menyisir, makan dan minum. Bila dilakukan penilaian kelas fungsional (Steinbrdcker), maka 56% frozen shoulder termasuk kelas 2, sedangkan periarthritis humeroscapularis 68,18% termasuk kelas 1. Sehingga dalam batas tertentu dapat memberi dampak negative bagi penderita, sekalipun akibat terhadap kehidupan social dan pekerjaan tidak ditemukan.

Terapi :
Untuk semua keadaan di atas, terapinya hampir mirip. Antara lain:
-     pada fase akut : lengan dapat diberi istirahat dalam sling untuk beberapa hari
-     diberi suntikan lokal corticosteroid.
-     juga diberi obat-obat analgetika antiinflamatorik non steroid:
-     fisioterapi, antara lain :
§  diberi kompres hangat untuk mengurangi spasme otot-otot.
§  bila keadaan mengizinkan dapat dilakukan latihan dengan cara mengayunkan lengan ke depan dan ke belakang dalam sikap lurus, yang perlahan-lahan ditingkatkan intensitas maupun durasinya disesuaikan dengan toleransi pasien dapat menahan rasa nyeri
§  latihan "naik tembok dengan tangan". Pasien berdiri menghadap tembok, kedua telapak tangan diletakkan di tembok, kemudian pasien disuruh merambatkan tangannya ke atas.


D. NYERI DI DAERAH TUMIT (PAINFUL HEEL) :

1.     FASCILITIS PLANTARIS
-        pasien mengeluh nyeri pada daerah tumit. Karakteristik, rasa nyeri paling terasa sewaktu pasien untuk pertama kali menapakkan kakinya ke lantai untuk menyangga berat badan pada pagi hari bangun tidur, tetapi rasa nyeri berkurang selama berjalan atau lari-Iari danakan timbul lagi kemudian.
-        rasa nyeri tepatnya terdapat pada tempat perlekatan fascia plantaris pada os calcaneus.
-        kadang-kadang bisa bilateral.
-        nyeri tekan terdapat pada tempat perlekatan fascia plantaris pada os calcaneus.
-        mulai tirnbulnya perlahan-lahan (insidious onset), sehingga penyebab-nya kabur. Tetapi dapat pula timbul sehubungan dengan adanya :
§  Rheumatoid Arthritis, gout, ankylosing spondylitis.
§  Overuse syndrome. Orang-orang tersebut mungkin mempunyai pescavus atau pronated foot (pes valgus) dengan eversi tumit dankaki bagian depan yang berbentuk varus.

2.     HELL SPUR SYNDROME (CALCANEUS SPUR)
-     adalah exoatosis atau oasifikasi pada tuber calcanei yang berbentuk seperti jalu ayam dengan apexnya masuk ke dalam aponeurosis plantaris (fasciaplantaris ) ,
-     seringkali tidak menimbulkan gejala (asimptomatis), tatapi kadang-
kadangmenimbulkan rasa nyeri seperti pada fasciitis plantaris. Mekanismenya bagaimana masih belum diketahui dengan jelas.
-     nyeri tekan paling dirasakan pada processus medialis tuberis
calcanei.  

3.     PERIOSTITIS CALCANEI :
-     timbul peradangan pada periosteum os calcaneus bagian lateral,medial atau posterior akibat trauma (strain).
-     kecuali itu dapat pula timbul sehubungan dengan adanya Rheumatoid arthritis, spondylitis ankylopoetica, arthritis psoriabica.

Ketiga kondisi diatas, secara klinis sering sulit dibedakan dan
bertumpang tindih.
Tetapi ketiga kondisi di atas perlu dibedakan dengan beberapa kondisi
lain, artinya perlu diadakan diagnosis banding (differential diagnosis)
dengan :
a.      Plantar arch strain :
-       rasanyeri langsung dirasakan di bawah arcus longitudinalis.
-       dengan istirahat dan tindakan konservatif, dapat sembuh.
b.      Entrapment neuritis dari rami calcanei mediales nervus tibialis :
-       rasa nyeri di bagian medial dari tumit dan telapak kaki.
c.      Tarsal tunnel syndrome
-       akibat nervus tibialis tertekan, yang menyebabkan rasa nyeri diseluruh bagian medial pergelangan kaki dan turnit.

Terapi. :
-       disesuaikan dengan etiologi. Pada etiologi yang kabur, biasanya dapattimbul remissi spontan setelah 1-2 tahun.
-       pada umumnya dapat diatasi dengan terapi konservatif sebagai berikut :
§  istirahat
§  kompres dingin (es)
§  pemberian heel pads, yaitu bantalan tumit yang terbuat dari karet busa yang diletakkan pada sepatu atau sandalnya, atau plastic heelatau sol sepatu yang bagian tumitnya diberi lubang.
-       bila tindakan-tindakan di atas, gagal, dapat dicoba disuntik corticosteroid secara lokal.
-       bila penderita mempunyai pes cavus atau pronated foot, perludipikirkan diberi sepatu orthopedik atau orthotik yang sesuai
-       dapat dilakukan "the bent leg stretch exercise" untuk mengulur fascia plantaris, asal tidak terjadi overstretch.
-       pada kusus-kasus tertentu, mungkin diperlukah tindakan bedah melepaskan fascia plantaris dari os calcaneus dan mengangkat spur yang ada

4.     ACHILLES TENDINITIS
-       bersama-sama RETROCALCANEAL BURSITIS (ACHILLES BURSITIS) sering dikenal eebagai "WINTER HEEL" (tumit musim dingin), karena pada musim dingin sering  orang memakai sepatu "boot" yang dapat merangsang dan menimbulkan peradangan pada daerah tersebut.
-       merupakan peradangan yang menimbulkan rasa nyeri dengan atau tanpa disertai pembengkakan pada tendon achilles. Tendonachilles tidak mempunyai membrana synovia yang sebenarnya, hanya dikelilingi oleh peritonon
-       pada fase akut, peradangan hanya mengenai peritenon, tidak pada
tendon tetapi pada keadaan berat atau kronis, dapat timbul nodulus
pada tendon akibat degenerasi mucoid.
-       pada pemeriksaan, biasanya nyeri tekan ditemukan pada tempat 4-5 cm di sebelah proximal insertio tendon achilles pada os calcaneus, tetapi dapat pula difus (diffuse) sepanjang tendon, kadang-kadang ditemukan pembengkakan, crepitasi dan nodulus yang nyeri.
-       Timbulnya achilles tendinitis dapat pula disebabkan/berhubungan dengan
§  lari menaiki/menuruni bukit
§  mengenakansepatu dengan sol yang kaku.
§  adanya kelainan biomekanika akibat adanya pes cavus, otot-otot betis dan hamstring yang kencang, talipes equinus fungsional, tibia vara.
-       Terapi
§  fase akut dapat diberi kompres es, diikuti dengan gentle straight leg exercise dan bent-knee stretching exercise, ultrasound therapy.
§  obat-obatan analgetika antiinflamatorik non steroid sangat menolong, tetapi corticosteroid lokal adalah kontraindikasi, karena dapat menimbulkan ruptura tendon.
§  bila ada malaligntnent dapat  dikoreksi  dengan pemberian
orthosis.
§  kadang-kadang diperlukan tindakan operatif (tenolysis).

C.    
D.   NYERI DI DAERAH LUTUT

1.     ILIOTIBIAL “BAND” ERICTION SYNDROME
-       Iliotibial tract (band) merupakan fascia lata yang menebal, yang berjalan ke caudal sepanjang sisi lateral tungkai atas dan melekat pada condyles lateralis tibiae
-       Iliotibial tract meluncur ke ventral dan dorsal pada permukaan condyles lateralis femoris pada saat lutut melakukan gerakan fleksi dan ekstensi sewaktu orang berjalan atau lari. Hal ini dapat menimbulkan reaksi peradangan
-       Rasa nyeri agak difus ditemukan dilutut bagian lateral dan di sebelah cranial dari celah sendi
-       Sering ditemukan pada orang dengan tibia vara dengan hyperpronated foot
-       Terapi : aplikasi es hingga 20 menit diikuti dengan stretching exercise juga obat-obatan

2.     POPLITEUS TENDINITIS
-       Timbul akibat adanya hyperpronated foot, yang akan menimbulkan tarikan pada tempat perlekatan musculus popliteus pada condyles lateralis femoris
-       Rasa nyeri timbul akut pada tempat perlekatan musculus popliteus tersebut
-       Pada pemeriksaan ditemukan point tenderness pada tendon musculus popliteus tepat disebelah anterior dari ligementum collaterale fibulare
-       Terapi : idem pada iliotibial “band” (tract) friction syndrome

3.     JUMPER KNEE
-       Suatu reaksi peradangan pada perlekatan tendon patellae pada os patella
-       Bila peradangan meliputi seluruh tendon patellae disebut PATELLAR TENDINITIS.

F.  BURSITIS

Peradangan akut atau kronia pada bursa.
Bursa adalah bangunan yang biasanya ditemukan dekat rongga sendi, telah ada sewaktu lahir danakan berkembang sebagai respons terhadap adanya gesekan (friction) yang berulang-ulang.
Bursa yang letaknya superficial tidak begitu penting fungsinya dan dapat dirusak atau diangkat tanpa menimbulkan akibat yang berarti.Tetapi bursa.yang letaknya profundal, fungsinya sangat penting dan sering berhubungan dengan rongga sendi.


Etiologi :
-        Trauma
-        Infeksi 9syphilis, tuberculosis)
-        Gout
-        Rheumatoid arthritis

Gejala klinik :
1.     Bursitis acuta
-     Timbul rasa nyeri spontan, rasa nyeri tekan, pembengkakan, limitasi lingkup gerak sendi dan adanya cairan efusi (effusion) pada kantong bursa.
-     biasanya akan menyembuh dalam waktu 1-2 minggu, tetapi dapat pula
menjadi kronis.
2.     Bursitis chronica
-     dapat ditemukan adanya riwayat bursitis sebelumnya, trauma berulang atau focal infection (sarang infeksi yang biasanya terdapat di gigi dan sinus paranasalis) .
-     dapat ditemukan nyeri spontan, nyeri tekan, pembengkakan , cairan efusi, kelemahan otot di sekitar bursa yang meradang dan limitasi lingkup gerak sendi dalam derajat yang berbeda-beda pada kasus-kasus yang sangat kronis, dapat ditemukan perlekatan-perlekatan (adhesi = adhesion), timbunan cairan disertai atrofi otot-otot di sekitarnya.

Terapi :
1.    bursitis akut :
-     ekstermitas yagn bersangkutan dengan adanya bursa yang meradang diistirahatkan secara total dengan menggunakan sling atau splint, hingga rasa nyeri dan protective muscle spasm mereda
-     obat-obat analgetika antiinflamatorik non steroid
-     gerakan aktif harus dilakukan seawal mungkin untuk mencegah timbulnya perlekatan atau adhesi yagn merugikan. Gerkaan aktif ini ditingkatkan perlahan-lahan bila keadaan telah mengizinkan
-     diathermi, gentle massage dapat mengurangi/ menghilangkan gejala.
2.    bursitis chronica
-     bila mungkin penyebab chronisitas harus ditemukan dan dieliminasi dengan memperhatikan pekerjaan dan olahraga penderita.

Beberapa bursitis yang sering ditemukan :
1.     bursitis didaerah siku
-     bursa olecranon terdapat didorsal ujung olecranon memiliki membrane syncvia, sehingga bila meradang dapat menimbulkan cairan efusi di kantong bursa
-     etiologi
o   trauma, misalnya pada :
§  meiner’s Elbow akibat penekanan berulang-ulang  dan berkepanjangan pada buruh-buruh tambang
§  student’s elbow akibat kebiasaan meletakkan siku di atas permukaan yang keras, misalnya meja, sandaran kursi atau landasan keras apapun
o   rheumatoid arthritis
o   gout, yang sering menimbulkan bursitis olecranon yang intermittent
o   sepsis
-     terapi : disesuaikan dengan etiologi
-     dasar timbulnya bursitis  ini karena  adanya penekanan  yang berlebihan dan berkepanjangan dari otot-rotot gluteales terhadap bursa. Misalnya ditemukan pada keadaan :
§  ketidakssimbangan  (imbalance)  antara   otot-otot  abduktor (terutama musculus gluteus medius) dengan otot-otot adduktor pada pelari dengan pelvis lebar dan sudut Q yang lebar (sudut Q adalah sudut yang dibentuk oleh  arah garis tarikan dari musculus quadriceps femoris dengan tendon patellae).
§  discrepansi panjang tungkai, yang menyebabkan pelvis tilt yang abnormal.
§  gait problem, terutama pada wanita, yang berjalan / berlari
dengan kaki saling menyilang garis tengah
-     rasa nyeri dan nyeri tekan terdapat di dorsal trochanter major atau sedikit di sebelah cranialnya. Tidak jarang rasa nyeri dirasakan sepanjang bagian dorsal dan lateral paha.
-     terapi : istirahat, aplikasi es dan diganti pemanasan 36 jam kemudian dapat mengurangi atau menghilangkan gejala. Dapat pula diberi suntikan corticosteroid setempat. Untuk mencegah recurrence dapat dilakukan latihan stretching terhadap otot-otot absuktor. Bila terdapat discrepnasi panjang tungkaidapat dikoreksi dengan pemberian sepatu orthopedik yang sesuai.

2.     Bursitis iliopectinea dan bursitis iliopsoae
Peradangan pada burgitis iliopectinea yang terletak di antara musculus psoas dengan eminentia iliopectinea dan bursa iliopsoas yang membatasi tepi medial segitiga Scarpae.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar