PENYAKIT-PENYAKIT SISTEM LOCOMOTOR
DAN JARINGAN LUNAK
Dalam bab ini akan dibahas
penyakit-penyakit sistem locomotor dan jaringan lunak yang penyebabnya dapat
ada hubungannya dengan rematik, tetapi dapat pula disebabkan penyakit lain.
A.
NYERI DI DAERAH PERGELANGAN TANGAN
1.
CARPAL TUNNEL SYNDROME
Suatu sindrom
yang timbul akibat nervas medianus tertekan di dalam carpal tunnel yang
terdapat di pergelangan tangan, sewaktu nervus medianun berjalan melewati
terowongan tersebut dari lengan bawah ke tangan.
-
Rheumatoid arthritis,
osteoarthritis, non apesifik tenosynovitis.
-
gangguan hormonal, misalnya- pada
diabetes mellitus, myxedema (akibat hypothyroidisme pada orang dewasa),
acromegali (akibat hyperfungsi glnadula hipofisis/pituitary gland pada orang
dewasa).
-
kelainan metabolik, misalnya gout,
amyloidosis.
-
gangguan imunologis, misalnya pada
multiple myeloma.
-
tumor jinak : lipoma, ganglion
-
kehamilan.
-
infeksi, abses.
-
Raynaud's disease.
-
pekerjaan yang banyak menggunakan
otot flexor tangan
-
trauma, fraktura ujung bawah os
radius yang malunion.
-
saraf teriritasi oleh ligamentum
carpalis transversalis (flexor
retinaculum) yang menebal
retinaculum) yang menebal
GAMBARAN KLINIK :
-
biasanya mengenai wanita setengah
baya.
-
medianus yang berada di dalam
carpal tunnel menghantarkan impulssensorik yang berasal dari kulit telapak
tangan serta kulit bagian volar yang menutupi jari telunjuk, jari tengah, sisi
radialis jari manis serta sisi palmaris ibu jari. Sehingga pada carpal tunnel
syndrome akan ditemukan gangguan sensibilitas yang berupa rasa nyeri dan
paraesthesia pada daerah tersebut; sedang jari kelingking sama sekali tidak
terdapat gangguan sensibilitas. Sekalipun demikian, rasa nyeri dan paraesthesia
Ini dapat dirasakan meluas melampaui pergelangan tangan ke proximal, ke lengan
atas bahkan bahu, sehingga sering dikelirukan dengan iritasi radix saraf akibat
spondylitis cervicalis.
-
rasa nyeri dan paraesthesia
terutama dirasakan pada malam hari,
sehingga sering membangunkan pasien di tengah malam. Rasa nyeri dan paraesthesia ini akan mereda atau hilang bila tangannya digerak-gerakkan atau bila lengan dielevasikan.
sehingga sering membangunkan pasien di tengah malam. Rasa nyeri dan paraesthesia ini akan mereda atau hilang bila tangannya digerak-gerakkan atau bila lengan dielevasikan.
-
pada beberapa kasus, dapat
ditemukan gangguan motorik dan atrofi otot-otot thenar.
-
test-test yang berguna untuk membantu
menegakkan diagnosis :
§ TestTinel: bila dilakukan
penekanan atau perkusi padaligamentum volare pergelangan tangan, akan
membangkitkan rasa nyeri atau paraesthesia pada kawasan n. medianus apabila
carpal tunnel menyempit.
§ Test Phalen : bila kedua tangan paaien difleksikan di sendipergelangan
tangan, kemudian saling menekan dengan menggunakan dorsum nanus sekuat-kuatnya,
maka bila ada penyempitan dari carpal tunnel, akan dapat timbul rasa nyeri atau
paraesthesia pada kawasan n. medianus.
Terapi :
-
mengobati penyebabnya (terapi
causal).
-
bila tidak berhasil, dapat dilakukan.
:
1.
pemberian lempengan gips palmaris
(splinting) terutama pada waktu malam, disertai flsioterapi.
2.
obat-obat corticosteroid.
3.
pembedahan, dengan melakukan
pemotongan terbuka ligamentum carpalis transversalis.
2.
TENO-SYNOVTIS (TENO-VAGINITIS, TENDO-VAGINITIS)
Merupakan peradangan
pada vagina tendineum dari suatu tendo. Tendo sendiri secara teoritis jarang
mengalami peradangan karena miskin akan pembuluh darah.
Etiologi :
-
biasanya tidak diketahui
(idiopathic).
-
beutuk-bentuk tertentu disebabkan
trauma yang dikenal sebagai Tenosynovitis traumetik. Hal ini akibat
gerakan berulang dari tendo yang memberikan strain padanya. Terutama terdapat
pada orang-orang yang pada keadaan normal jarang mengunakan kelolfipok otot
tersebut. Tenosynovitis traumatik biasanya mengenai tendon extensor bagian
profundal dalam pergelangan tangan sisi radlalis atau bagian ventral
pergelangan kaki.
-
ada pula yang disebabkan infeksi
yang dikenal sebagai Tenosynovitis infectiosa. Paling sering mengenai
sarung tendon di daerah tangandan pergelangan tangan.
Bentuk yang
idiopathic sering dihubungkan dengan rheumatism, terutamaR.A., tetapi juga
dengan systemic sclerosis, psoriatic
arthritie dan gonococcal arthritis.
Bentuk yang
idioipathic ini banyak dijumpai padaorang dewasa baik pria maupun wanita.Dapat
mengenai satu atau beberapa tendon, dapatpula diikuti atau tidak diikuti
timbulnya kalsifikasi di tempat tersebut.
Sarung tendon
(vagina tendineum) bila mengalami peradangan kronik walaupun ringan mudah mengalami penebalan, terutama pada
pintu masuknya. Akibat pintu masuk sarung tendon menebal, dapat menjepit tendon
yang lewat di tempat tsrsebut, keadaan ini dikenal sebagai :STENOSING
TENOSYNOVITIS/ STENOSING TENDOVAGINITIS.
Stenosing
tenosynovitis yang sering dijumpai adalah :
-
TRIGGER FINGER (jari macet).
-
DE QUERVAlN'S SYNDROME.
A)
TRIGGER FINGER (JARI MACET)
Gambaran klinik :
-
pasien berangsur-angsur menyadari
bahwa bila jari-jari tangan dari keadaan fleksi diekstensikan, maka jari yang
sehat mudah diekstensikan, sedang jari yang
macet tetap herada dalam keadaan fleksi di sendi P.I.P. Bila jari tersebut
dipaksa ekstensi, maka akan terasa adanya sensasi "klik" disertai
rasa nyeri yang sangat di pangkal jari tersebut
-
keadaan akan terasa lebih memburuk
pada pagi hari terdapat rasa nyeri tekan (tenderness),
pada daerah sendi M.C.P. atau daerah caput os metacarpalis. Juga, bila jari
digerak-gerakkan, pada daerah tersebut dapat terasa ada benjolan
-
seringkali keadaan ini mengenai
ibu jari tangan, yang dikenal sebagai TRIGGER THUMB.
-
kadang-kadang keadaan sejenis
ditemukan juga pada ibu jari tangan bayi.
Terapi :
-
pada stadium awal, maka pemberian
suntikan suspensi corticosteroid setempat pada tempat nyeri tekan bisa
memberikan kesembuhan sempuma. Di samping itu diberikan pula obat-obat
analgetik antiinflammatorik non steroid dan fisioterapi (pemanasan dengan
S.W.D., air hangat atau rendam parafin hangat)
-
pada stadium Ianjut, dapat
dipertimbangkan tindakan operatif, dengan cara memotong bagian yang menyempit.
-
pada bayi, dapat ditolong dengan
melakukan operasi terbuka.
B)
DE QUERVAIN’S SYNDROME
-
banyak ditemukan pada wanita muda.
-
sebab-sebabnya tidak diketahui,
diduga akibat aktivitas yang berlebihan dari musculus extensorpollicis
brevis dan atau musculus abductor pollicislongus.
Gambaran klinis :
-
nyeri gerak daerah radialis
pergelangan tangan, terutama biladilakukan gerakan aktif pergelangan tangan ke
arah ulnar. Gerakan aktif pergelangantangan ke
arah radial tidak membangkitkan
nyeri. Juga tidak nyeri bila ibu jari tangandigerakkan secara pasif.
-
nyeri tekan pada processus
styloideus radii.
-
benjolan pada daerah processus
styloideus radii.
-
Test Finkelstein dapat mendukung
diagnosis. Bila pasien disuruhmenggenggam ibu jarinya, kemudian pergelangan
tangan digerakkanke arah ulnar, akan membangkitkan rasa nyeri yang sangat.
Terapi : .
-
stadium awal : dapat diberi
suntikan corticosteroid lokal, obat-obat
analgetik antiinflamatorik non
steroid dan fisioterapi (S.W.D.
dan thermoterapi lainnya). Pada keadaan yang parah, dapat dipertimbangkan
terapi operatif dengan jalan membelah sarung tendon yang menyempit tersebut.
A.
NYERI DI DAERAH SIKU
Pemain tennis bisa menderita nyeri
yang terasa di epicondylus lateralis humeri yang disebut TENNIS ELBOW. Sedang
pemain golf bisa menderita nyeri pada epiconcylus medialis humeri yang disebut GOLFER’S
ELBOW.
1.
TENNIS- ELBOW (BURSITIS RADIOHUMERALIS : EPICONDYLITIS)
Seperti telah
kita ketahui bahwa epicondylus lateralis hurneri merupakan origo dari otot-otot
extensores tangan, sehingga bila otot-otot extensores tangan melakukan
aktivitas yang kuat dan berkepanjangan, terutama bagi orang-orang yang kurang
terlatih, dapat mengalami perobekan pada daerah origo atau myofacial yang ada
di dekat origo tersebut.
Dikatakan
bahwa di daerah tersebut tidak ada bursa dan tidak ada
peradangan, sehingga istilah buraitis radiohumeralis dan epicondylitis
dianggap kurang tepat.
peradangan, sehingga istilah buraitis radiohumeralis dan epicondylitis
dianggap kurang tepat.
Tennia elbow
sering timbul pada keadaan :
a. melakukan ekstensi pergelangan tangan yang kuat dengan tangan
dalam keadaan pronasi. Misalnya pada pemain tennis yang sedang melakukanpukulan
"back hand" dengan siku
menghadap net atau pada ibu rumah tangga yang sedang memeras dengan dua tangan
pakaian cucian.
b. melakukan supinasi pergelangan tangan dengan melawan tahanan.Misalnya
pada saat mengencangkan sekerup (gerakan searah denganarah jarum jam)
Gambaran Klinik :
-
timbul rasa nyeri secara spontan
pada epicondylus lateralis humeriyang sangat hebat yang dapat menjalar ke
bagian lateral lengan atas dan lengan bawah
-
terdapat nyeri tekan, sedikit
pembengkakan dan nyeri gerak isometrik
pada epicondylus lateralis humeri.
-
rasa nyeri dapat diprovokasi atau
diperberat dengan menyuruh pasienMANUVER MILL
yaitu mengekstensikan siku denganpergelangan tangan dalam keadaan
pronasi dan doraofleksi.Dapat pula diprovokasi atau diperberat dengan menyuruh
pasienmelakukan dorsofleksi tangan yang ditahan oleh pemeriksa, sedanglengan
bawahnya diletakkan di atas meja dalam keadaan pronasi.
-
pemeriksaan darah tidak ditemukan
kelainan. Pemerikaaan radiologisbiasanya normal, kadang-kadang dapat terlihat
bayangan tulang baruyang kecil di daerah yang nyeri tekan.
Terapi :
-
penyuntikan corticosteroid pada
titik nyeri tekan akan memberikan pemulihan cepat. Di samping itu diberi pula
obat-obat analgetika antiinflamatorik non steroid per oral.
-
menganjurkan pasien untuk
menghindari gerakan yang dapat menimbulkan rasa nyeri, menghentikan kegiatan
main tennis, bulu tangkis, memeraa pakaian cucian dan mengencangkan sekerup.
-
fisioterapi dengan
§ aplikasi panas atau diathermi tiap hari.
§ latihan gerak tanpa beban
§ pembalutan siku dengan balut elastis
-
bila hal-hal di atas gagal, dapat
dicoba dengan nengistirahatkan siku dalan posisi fleksi 90o di dalam gips
selama 4-6 minggu.
-
bila keadaan berat dan sangat
mengganggu, serta gagal dengan berbagai tindakan konservatif, dapat dipertimbangkan
tindakan bedah.
2.
GOLFER’S ELBOW
Epicondylus
modialis humeri merupakan origo dari otot-otot fleksor tangan, sehingga pemain
golf yang memfleksikan tangan dengan kuat sewaktu memukul bola dapat
menimbulkan nyeri pada epicondylus medialis humeri.
B. NYERI DI
DAERAH BAHU
Nyeri bahu merupakan keluhan yang sering ditemukan di klinik.
Selama 1 tahun (Januari 1990 sampai Januari 1991), di Sub-bagian Rematologi
Bagian Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia / Rumah Sakit
Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, keluhan bahu merupakan 13% dari penderita yang
datang berobat dan merupakan 68% dari yang datang berobat dengan gangguan jaringan
lunak (extra articular pain).
Secara anatomis sendi bahu merupakan sendi peluru (ball and socket joint) yang terdiri atas
bonggol sendi dan mangkuk sendi.Cavitas sendi bahu sangat dangkal, sehingga
mempunyai lingkup gerak sendi yang luas dan sangat mobil yang memungkinkan
seaeorang dapat menggerakkan lengannya secara leluasa dalam melaksanakan
aktivitas sehari-hari. Namun struktur demikian akan menimbulkan ketidakstabilan
sendi bahu dan ketidakstabilan ini yang sering menimbulkan gangguan pada bahu.
Stabilitas sendi bahu (articulatio glenohumerale) sangat tergantung
pada otot-otot dan tendon di sekelilingnya terutama otot-otot pendek yang
berorigo pada acapula dan berinsertio pada tuberositas majua humeri, yaitu m.
supraspinatus, m. infraspinatus, m. teres minor yang ketiganya berinsertio pada
tuberositas majus humeri (disingkat sebagai otot S.I.T. ) yang bersama-sama membungkus/menutupi
caput humeri dan melekat pada sendi glenohumerale, kecuali aspek inferiornya,
yang disebut "ROTATOR CUFF" (bungkus pemutar). Juga m. subscapularia
yang berinsertio ;pada tuberositas minus humeri.
Tendon musculus supraspinatus dan tendon caput longua musculus
biceps brachi bertumpang tindih sewaktu melewati terowongan yang dibentuk oleh
caput humeri yang dibungkus oleh capsula sendi glenohumerale sebagai lantainya
dan ligamentum coracoacromialis serta acromion sebagai atapnya.
Adanya bursa subacromialis yang terletak di sebelah caudal
acromion dan musculus deltoideus, memungkinkan tendon musculus supraspinatus
meluncur bebas.
Berbeda dengan cara berpikir murni anatomia tentang gelang bahu,
maka bila dipandang dari sudut klinis praktis, gelang bahu ada 5 fungsi
persendian yang kompleks, yaitu :
1) sendi glenohumerale .
2) sendi sternoclaviculare,
3) sendi acromioclaviculare.
4) sendi subacromiale, berada di antara arcus acromioclaviculare yang
ada di sebelah cranial dan caput serta tuberositas humeri yang adadi nebelah
caudal, dengan bursa subacromiale yang besar bertindak sebagai rongga sendi.
5) sendiscapulothracic (bukan sendi yang sebenarnya, hanya berupa
pergerakan scapula terhadap dinding thorax) . .
Pengetahuan yang mendalam mengenai anatomi sendi bahu merupakan
hal yang penting dalam menegakkan diagnosis dan penatalaksanaan nyeri bahu.
Lebih dari 90% nyeri bahu terjadi sebagai akibat gangguan jaringan
lunak extracapsular daerah bahu.Mekanisme patogenesis gangguan bahu
sangat bervariasi, sehingga sering kali dugaan adanya penyakit yang
mendasarinya (underlying disease) tidak ditunjang oleh berbagai hasil
penelitian.
lunak extracapsular daerah bahu.Mekanisme patogenesis gangguan bahu
sangat bervariasi, sehingga sering kali dugaan adanya penyakit yang
mendasarinya (underlying disease) tidak ditunjang oleh berbagai hasil
penelitian.
Nyeri bahu setempat akibat kelainan jaringan lunak dapat dibedakan
:
1) frozen shoulder (capsulitis adhesiva; adhesive capsulitis)
2) periarthritis humeroscapularis :
(a) lesi rotator cuff
§ tendinitis supraspinatus
§ tendinitis supraspinatus kalsifikasi akut.
§ tendinitis subscapularis
§ ruptur, baik partial atau komplit.
(b) tursitissubacromialis.
(c) sindrom bicipitalis :
§ tenosynovitis caput longum biceps brachii.
§ ruptur caput longum biceps brachii.
3) shoulder-hand syndrome.
4) Penyebab nyeri bahu lainnya.
1.
Frozen Shoulder (Kapsulitis Adhesive/ Adhesive Capsulitis)
(adhesion
= adhesi = lengket) : .
Kondisi ini
tidak berarti sendi bahu benar-benar "beku" karena kaku, tetapi lebih
bersifat terlalu nyeri bila dipaksakan melakukan gerakan menempuh lingkup gerak
sendi secara penuh.Pada kondisi ini ditemukan kapsulitis, disertai sedikit atau
tanpa synovitis, tetapi tidak ditentukan arthritis.Dapat ditemukan fibrosis
jaringan perikapsuler.Walaupun disebutkan ada inflamasi jaringan tetapi L.E.D.
(Laju Endap Darah) tetap normal.
Meskipun kondisi
ini dapat timbul spontan, dengan patogenesis yang belum jelas, tetapi sering
didahului oleh adanya lesi rotator cuff atau trauma ringan langsung pada
bahu.Dapat juga timbul setelah dilakukan immobilisasi bahu/disuse dalam jangka
waktu tertentu, misalnya fraktur Collea (fraktura pada bagian distal lengan
bawah) yang pada fase penyembuhannya tidak diikuti dengan gerak aktif yang
dilakukan secara teratur atau pada penderita hemiparesis atau monoparesis yang mengenai
lengan yang bersangkutan. Ada beberapa ahli menghubungkannya dengan penyumbatan
pembuluh darah koroner (I.H.D.=Ischemio Heart Disease), angina pectpris,
penyakit pembuluh darah otak, pasca operasi, tuberculosis paru, diabetes
raellitus, penyakit saraf cervica; suhu dingin,
akibat pemberian obat
seperti luminal (phenobarbital),
iuoniazid (I.N.H.), jodium dalam jangka
waktu panjang dan perkapuran tendon.
Manifestasi klinis :
Biasanya mengenai
orang dewasa setengah baya, baik pria maupun wanita.
Kecuali rasa
nyeri dan kekakuan, terutama didominir oleh keterbatasan gerak sendi aktif
maupun pasif bahu yang nyata karenasaat nyeri dan adanya perlengketan jaringan,
keterbatasan gerak ini terjadi ke semua arah.Kemampuan abduksi hanya mencapai
15° atau kurang, rotasi hampir tidak dapat dilakukan.Bila gerakan dipaksakanrasa
nyeri dapat menjalar ke arah lipat siku, permukaan volar lengan bawah dan regiopectoralis.
Rasa nyeri
dapat menjalar ke leher, lengan atas bagian ventral, scapula dan lengan bawah.
Kadang-kadang rasa nyeri dapat mengganggutidur pada malam hari dan tidur ke sisi bahu
yagna terkena akan menimbulkan rasa
nyeri juga. Rasa nyeri juga akan timbul bila menggerakkan bahu, baik aktif
maupun pasif.
Terdapat
nyeri tekan difus yang lebih jelas di bagian anterior.Pada perabuan (palpasi)
tidak teraba panas.
Tes rotasi dapat
membangkitkan rasa nyeri.
Demikian pula
bila dilakukan Aplev scratch testakan membangkitkan rasa nyeri. Pada tes
ini pasien disuruh menggaruk-garuk angulus nedialis scapulae kontralateral
dengan tangan lewat belakang kepala.
Pada R8 foto
sendi bahu tetap tampak normal, kecuali bila telah timbul disuse osteoporosis.
Fase nyeri
akan berakhir 4 - 12 minggu. Keterbatasan gerek aktif
maupun pasif yang berat akan berakhir lebih lama, biasanya gerakan akan
normal kembali secara sempurna antara 6-18 bulan atau sampai 1-2
tahun. Penyembuhan dapat diperlambat dengan penggunaan sendi bahu
secara berlebihan (overuse) atau melakukan latihan (exercise) yang
keras.
maupun pasif yang berat akan berakhir lebih lama, biasanya gerakan akan
normal kembali secara sempurna antara 6-18 bulan atau sampai 1-2
tahun. Penyembuhan dapat diperlambat dengan penggunaan sendi bahu
secara berlebihan (overuse) atau melakukan latihan (exercise) yang
keras.
Pada stadium awal saat rasa, nyeri masih hebat,
bahu perlu diistirahatkan dengan memasang sling dan diberikan obat-obat
analgetika atau obat-obat antiinflamasi. Bila gejala dan tanda penyakit telah
mereda, dapat dilakukan gentle exercise,
bahkan manipulasi.
2.
Periarthritis Humeroscapularis (PENYAKIT DUPLAY)
Dapat berupa
peradangan pada tendon (tendinitis) yang terdapat di sekitar, sendi bahu,
peradangan pada bursa (bursitis) atau tendinitis yang disertai deposit kalsium.
Keluhan
utamanya adalah nyeri pada bahu, tetapi sebagian besar tidak ada keterbatasan
lingkup gerak sendi bahu atau hanya ada keterbatasan pada satu arah gerak saja.
a. Lesi rotator cuff
Sekalipun
secara anatomis tendon-tendon rotator cuff dapat dibedakan secara jelas, tetapi
sering sulit membedakan tendon mana dari rotator cuff yang terkena lesi.
1) Tendinitis supraspinatus :
Tendo
supraspinatus merupakan tendon yang paling sering terkena lesi, terutama pada
tempat insertionya pada humerus.
Penyebab yang
jelas dari tendinitis supraspinatus tidak jelas. Tetapi penggunaan yang
berlebihan (overuse), akibat terjadi gesekan atau penekanan yang berulang-ulang
dan berkepanjangan oleh tendo musculus biceps brachii saat melakukan gerakan
ekstensi lengan ke depan, dapat terjadi "wear and tear", bersama-sama suplai darah yang relatif jelek,
mungkinmerupakan faktor penting yang dapat menimbulkan kondisi ini. Keluhan
nyeri timbul bila lengan diabduksikan dari 60° -75°.Rasa nyeri dirasakan di
seluruh daerah bahu dan dapat mengganggu tidur.
2) Tendinitis supraspinatus kalsifikan :
Sebagian
kecil pasien dengan tendinitis supraspinatus dapat timbul kalsifikasi di dalam
atau di sekitar tendo supraspinatus dekat pada insertionya, yang dapat dilihat pada
Ro foto sebagai opacitas berukuran kecil, biasanya hanya berdiameter beberapa
millimeter, terletak di antara acromion dan humerus. Deposit kalsium ini dapat
timbul primer atau timbul pada tendon yang telahmengalamidegenerasi. Meskipunlesi yangmengalami kalsifikasi ini dapat tetap
asimptomatis (60%), tetapi 35% sisanya
akan mengeluh nyeri
seperti pada tendinitis supraspinatus.
Rasa nyeri
dapat timbul bila deposit berdiameter 5 mm atau.i lebih (pada suatu
penyelidikan lain dikatakan bahwa bila deposit calciumnya kurang dari 1% cm
diameternya bersifat asimptomatis) bila pasien menggerakkan lengannya dan rasa
nyeri ini dapat menjadi kronis; dapat pula menimbulkan nyeri yang sangat pada
saat istirahat dan nyerinya dapat menjadi yang paling hebat dibanding nyeri
yang ditimbulkan oleh berbagai lesi jaringan lunak manapun di daerah bahu lainnya.
Diperkirakan rasa nyeri yang sangat ini timbul karena kristal calcium hidroxyapatite
yang ada di tempat tersebut menjebol masuk ke dalam bursa subacromialis, yang
selanjutnya menimbulkan bursitis akut; mekanismenya persis seperti synovitis
kristal lainnya (gout dan pseudogout) yang timbul sebagai respons adanya
kristal monosodium urate monohydrate atau kristal' pyrophosphate. Bila telah
timbul bursitis akutakan memperhebat rasa nyeri yang telah ada pada bahu,
disertai pula gangguan gerak, nyeri tekan yang sangat, pembengkakan dan espasme
otot. Adanya demamberkeringat dan lain-lain gejala sistemik, dapat mengaburkan
diagnosis dengan gout atau arthritis infectiosa.
3) Tendinitis infraspihatus dan tendinitis subscapularis :
Tendinitis
pada otot-otot ini jarang dijumpai.
4) Ruptur rotator cuff
Ruptur
rotator cuff baik partial maupun komplit cenderung mengenai penderita di atas
umur 50 tahun. Hampir selalu tendo supraspiratus merupakan tempat terjadinya ruptur dan ini mungkin sebagai
akibat adanya degenerasi pada tendon yang telah berlangsung kronik.
Dapat ditemukan
riwayat trauma, misalnya riwayat terjatuh; dengan lengan terbentang keluar dan
tangan menapak tanah.Adanya ruptur dapat disertai rasa nyeri yang sangat.Ruptur
partial lebih sering dijumpai dan biasarya disertai keluban painful arc
dan dapat menimbulkan rasa nyeri yang dirujuk ke titik-titik tertentu di bahu
bila dilakukan abduksi partial. Bila ruptur bersifat komplit, akan timbul
kelemahanyang nyata dan penderita tidak mampu melakukan abduksi secara aktif;
tetapi gerkan pasif tidak menimbulkan rasa nyeri dan masih mungkin dilakukan
serta tidak terdapat pembatasan lingkup gerak sendi (R.O.M.).
TestMoseley/Droparm
aign (tes lengan jatuh) positif.
Pada ruptur rotator cuff, umumnya pasien masih mampu mengabduksikan bahu sampai
90°. (Tetapi jika pasien disuruh mengabduksikanlengannya lebih lanjut atau
pasien disuruh mengabdusikan lengannya melawan tahanan, maka lengannya akan
jatuh. Demikian juga bila lengan pasien yang mula-mula abduksi penuh, kemudian
disuruh menurunkan lengannya secara perlahan-lahan, setelah sampai pada posisi
abduksi 90°, pasien akan tiba-tiba menjatuhkan lenganya karena timbul rasa
nyeri di bahunya.
Membedakan
antara ruptur partial dan tendinitis sangat sulit dilakukan secara klinis,
tetapi dengan arthorografi kontras dapat membantu membedakannya.Sebagian
besar hanya memerlukan istirahat dan analgetika, tetapi pada beberapa kasus
perludilakukan tindakan pembedahan.
b. Bursitis sub acromialis
Dikenal juga debagai
bursitis subdeltoideus. Timbulnya hampir selalu sekunder akibat adanya
tendinitis atau lesi lain yang ada didekatnya atau akibat trauma langsung
setempat. R5 foto biasanya normal, tetapi pada kasus yang jarang, dapat tampak
adanya deposit kalsiumdi dalam atau di permukaan tendon.Dapat pula timbul pada
Rheumatoid arthritis atau akibat infeksi dan dapat pula tanpa sebab yang jelas.
Hanya
bursitis saja jarang sebagai penyebab rasa nyeri. Peranan adanya deposit kasium
pada tendon sebagai penyebab rasa nyeri diragukan oleh beberapa ahli, tetapi
ahli lain percaya bahwa deposit kristal hydroxy apatite pada tempat cedera
dapat bertindak sebagai iritant setempat dan dapat menerobos masuk ke dalam
bursa yang selanjutnya menimbulkan reaksi peradangan dan rasa nyeri.
Dalam keadaan
normal saat terjadi gerakan abduksi lengan, tendo-tendo rotator cuff, terutama
supraspinatus, lewat di bawah arcus coracoacromialis. Karena arcus tersebut sempit
dan rendah letaknya, atau ada abnormalitas/pembengkakan pada tendon akan dapat
menimbulkan rasa nyeri saat dilakukan gerakan abduksi, karena pada saat gerakan
abduksi itu tuberositas mayus hurneri akan berkontak dengan acromion, sehingga
bursa tertekan. Rasa nyeri pada umumnya mulai timbul bila lengan mendekati
abduksi 90° dari tubuh (45° -125°). Tetapi bila lengandielevasikan lebih lanjut,
karena bursa tidak lagi tertekan, maka rasa nyeri akan hilang, keadaan ini dikenal
sebagai ARCUS PAIN. Rasa nyeri dirasakan pada insertio musculus
deltoideus pada tuberositas mayus humeri, tetapi rasa nyeri di sini bersifat
"referred pain/nyeri
rujukan", karena pada penekanan daerah tersebut, tidak membangkitkan
rasanyeri.
c. Tendinitis Bicipitalis
Tendinitis
pada caput longum biceps brachi lebih jarang dijumpai dibanding dengan gangguan
pada tendo rotator cuff.
Tendo dari
caput longum biceps brachii berjalan di dalam mernbrana synovia sendi bahu yang
membentang bagaikan lengan di sulcus yang ada di permukaan anterior humerus. Di
tempat ini tendon tersebut dapat terpapar oleh strain mekanik yang dapat menimbulkan
cedera atau ruptur.
Pada banyak
kasus, beberapa bentuk trauma baik trauma langsung ringan (minor) atau trauma
langsung berat terutama pada saat lengan sedang adduksi dan tangan supinasi dapat
mencetuskan kelainan ini.Melakukan pekerjaan dengan gerakan lengan adduksi
sambil tangannya supinasi secara kuat dan berulang-ulang. Strain yang berulang,
misalnya melempar dengan tangan terletak lebih tinggi atau lebih rendah
daripada bahu, menggali tanah, dapat merupakan faktor pencetus. Jatuh pada bahu
atau pada siku dalam keadaan fleksi, keduanyaakan mendorong humerus ke arah
cranial melawan acromion, dapat pula mencetuskan kondisi ini. Tetapi pada kasus
yang lain, tidak dapat ditemukanadanya riwayat trauma yang jelas dan awitannya
(onset) perlahan-lahan (insidious).
Peradangan
biasanya tetap terlokalisir pada sarung tendocaput longuun biceps brachii,
tetapi kondisi ini dapat berkembang menjadi kapsulitis adhesiva. Tendon dapat
menipis sehingga dapat terjadi ruptur spontan, yang akan memberikan gambaran
lekukan pada biceps bila siku difleksikan.
Rasa nyeri
lebih sering terasa pada bagian anterior bahu daripadabagian lateral bahu.
Nyeri tekan juga terdapat pada bagian depan caput humeri, tepatnya pada sulcus
intertubercularis humeri di mana caput longum musculus biceps brachii
berjalanrasa nyeridiperburuk bila pasien melakukan gerakan aktif supinasi
lengan bawah dengan siku dalam posisi fleksi melawan tahanan. Nyeri tekan lebih
nyata di sulcus bicipitalis, tetapi rasa nyeri dapat pula dirasakandisepanjang
otot biceps menjalar ke lengan bawah/distal hingga pada tempat insertionya di
fossa cubiti.Tendo biceps brachii kecuali dapat terjadi tendinitis,
tenosynovitis dan rupture dapat pula menjadi panjang karena friksi atau
inflamasi.Dapat juga mengalami subluxasiatau dislokasi dari tempatnya di sulcus
intertubercularis.
Pada
pemeriksaan dapat ditemukan Yargason's sign positif. Yaitu bila pasien
disuruh memfleksikan sendi siku, sedang pemeriksa menyangga siku pasien dengan
satu tangan dan tangan lainnya menahangerakan adduksi yang dilakukan secara
aktif oleh pasien, maka bahu pasien akan merasakan nyeri dan dapat terlihat
benjolan di samping medial tuberculum minus humeri karena tendon, otot biceps
brachii tergelincir ke luar dari sulcus intertubercularis. Bila tendon anak
muda mengalami ruptur, harus diperbaiki secara bedahtetapi bila ruptur telah
terjadi beberapa minggu atau pasien berusia.tua, dilakukan terapi konservatif.
Tendon yang mengalami dislokasi memerlukan fiksasi secara bedah.
3.
Shoulder-hand Syndrome (Steinbrocker)
Kondisi yang
jarang dijumpai ini disebabkan gangguan saraf otonom.
Dapat timbul pada penderita dengan berbagai derajat frozen shoulder
(sekalipun ringan), yang kemudian timbul reflex sympathetic dystrophy
secara sekunder (reflekalgodystrophy).Dapat pula ditemukan setelah
seseorang mengalami stroke, herpes zoster, infark miokard, Rheumatoid
arthritis, cedera atau luka bakar yang mengenai bahu atau tangan.
Gangguan ini adalah kondisi atrofik yang mirip dengan Sudeck's
osteodystrophy.
Dapat timbul pada penderita dengan berbagai derajat frozen shoulder
(sekalipun ringan), yang kemudian timbul reflex sympathetic dystrophy
secara sekunder (reflekalgodystrophy).Dapat pula ditemukan setelah
seseorang mengalami stroke, herpes zoster, infark miokard, Rheumatoid
arthritis, cedera atau luka bakar yang mengenai bahu atau tangan.
Gangguan ini adalah kondisi atrofik yang mirip dengan Sudeck's
osteodystrophy.
Beberapa
minggu setelah timbul faktor pencetus tersebut, timbul rasa nyeri pada tangan
dan bahu.
Pada
permulaannya : bahu terasa nyeri, setelah rasa nyeri berkurang akan timbul rasa
kaku serta sukar digerakkan dan sering disertai rasa seperti terbakar. Tangan
dan jari-jari tangan bengkak dan nyeri.Timbul perubahan vasasomotor pada tangan
dan jari-jari tangan, kulit menjadi dingin, basah, mengkilat dan
hyperaesthetik.Kadang-kadang padafascia paimaris timbul gambaran Dupuytren'a
contracture.R8 foto .relatif .sering tampak osteoporosis yang tak merata pada
tangan dan caput humeri.
Ada 3 stadium pada perkembangannya
:
§ stadium I :
bahu terasa nyeri seperti terbakar; tangan dan jari-
jari tangan makin membengkak.
§ stadium II : nyeri
bahu berkurang, kekakuan bertambah;
pembengkakan pada tangan dan jari-jari tangan berkurang, rasa
nyeri meningkat, timbul perubahan dystrophic.
§ stadium III : bahu seperti
beku, tidak ada rasa nyeri; tangan dan
jari-jari tangan sudah tidak nyeri, timbul kekakuan, deformitas
dan timbul perubahan dystrophic yang mencolok,
Pada sebagian besar kasus tidak
dapat ditemukan penyebabnya.
Sebagian besar kasus bersifat
ringan dan akan menyembuh secara sempurna waktu 3 -24 bulan.
4.
Penyebab Nyeri bahu lainnya :
a. Nyeri rujukan dari leher :
Adanya
spondylosis cervicalis pada leher (kondisi ini sering dijumpai), rasa nyeri di
leher biasanya dirujuk ke arah lateral dan sering dirasakan di daerah bahu.
Dalam keadaan ini, gerakan leher terbatas dan nyeri tetapi bila leher difiksasi, sendi bahu dapat
bergerak bebas.
b. Arthritis/ osteoarthrosis acromioclayicularis :
Biasanya
akibat trauma atau degenerasi (osteoarthrosis), relatif lebih sering ditemukan
pada olahragawan.
c. Bronchogeriic carcinoma, pleuritis basalis,aneurysmaaortae,
pericarditis, dapat menimbulkan nyeri bahu.
d. Penyakit hepar, kandung empedu dan pancreas, dapat menimbulkan
nyeri rujukan di bahu kanan
e. Tumor ganas mammae dan prostat, sering metastasis ke tulang-tulang
bahu.
f. Rheumatoid arthritis, polymyalgia rheumatica,
arthropatiinflamatorik pada sendiglenohumerale.
Monoarticular
Rheumatoid arthritis jarang dijumpai, apalagi Rheumatoid arthritis yang
mengenai satu sendi bahu sangat jarang. Padapolymyalgia rheumatica kedua bahu
kaku pada pagi hari dan kemudianakanmembaik. Sendi glenohumerale jarang
mengalami perubahan degenerasi, kecuali jika pernah mengalami dislokasi atau
cedera.
g. Bila keluhan nyeri bahu terjadi pada usia yang lebih muda, sering
berhubungan dengan cedera olah raga.
Diagnosis banding beberapa lesi
yang sering ditemukan di bahu :
Kelainan
|
Painful arc
|
Factor yang
meningkatkan rasa nyeri
|
Tendinitis supraspinatus
Tendinitis suprasinatus kalsifikan
Rupture partial rotator cuff
Tendinitis infraspinatus
Arthritis/ osteoarthrosis acromioclavicularis
Tendinitis subscapularis
Tendinitis bicipitalis
|
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada, tetapi rasa nyeri mulai
rimbul setelah abduksi 900, makin meningkat bila elevasi
dilanjutkan
Tidak ada
Tidak ada
|
Abduksi melawan tahanan
Abduksi melawan tahanan
Abduksi melawan tahanan
Exorotasi melawan tahanan
Palpasi setempat aduksi melawan
tahanan
Endorotasi melawan tahanan
Fleksi dan supinasi siku melawan tahanan palpasi pada sulcus
bicipitalis Yergason’s sign
|
Ilustrasi
Penelitian di Indonesia
Dari hasil penelitian yang
dilakukan oleh A.R. Nasution di RSCM Jakarta pada tahun 1990 - 1991, ditemukan
bahwa frozen shoulder dan periarthritis humeroscapularis :
-
Sisi yang terkena sebagian besar
oisi yang dominan, yaitu sebelahkanan. Tetapi dapat pula mengenai kedua sisi.
-
sebagian besar tidak ditemukan
adanya faktor pencetus, hanya 4% yangdicetuskan oleh trauma dan 8% karena
penggunaan yang berlebihan. Jarang sekall ditemukan bersama-sama kelainan lain.
Ringkasan ulasan pada penelitian
tersebut :
Pola nyeri kebanyakan berkaitan
dengan gerak.Lokasi nyeri umumnya dirasakan setempat.Penjalaran nyeri pada
periartritis humeroscapularis kebanyakan ke distal, sedangkan penjalaran nyeri
pada frozen shoulder sekalipun lebih banyak ke distal, dapat juga ke proximal dan
leher.Saat timbul nyeri yada periarthritis humeroscapularisdapat tidak tertentu
waktunya, dapat terus menerus maupun pada saat tertentu saja, sedangkan pada
frozen shoulder sebagian besar merasa nyeri terus menerus.
Kaku pada pagi hari lebih banyak
ditemukan pada frozen shoulder.Gangguan jaringan lunak setempat atau
periarthritis humeroscapularis secara klinis dan patologis dapat dibedakan
dengan frozen shoulder, tetapi faktor-faktor lain yang mempengaruhi ataupun
berperan pada kedua jenis gangguan bahu ini belum jelas diketahui.
Onset penyakit pada keduanya
sebagian besar bertahap, walaupun dapat pua terjadi tiba-tiba.
Lama - sakit pada Frosen shoulder
umumnya lebih lama dibandingkan Periarthritis humeroacapularis.
Keduanya menimbulkan nyeri bahu
dengan insiden yang hampir sama. Dapat mengenai semua usia, tetapi paling
sering ditemukan pada individu yang berusia di atas 40 - 60 tahun tahun,
terutama wanita, baik ibu rumah tangga maupun yang bekerja di kantor. Banyaknya
ibu rumah tangga terserang nyeri bahu mungkin karena wanita lebih sering
melakukan perkerjaan rumah tangga yang menimbulkan mikrotrauma berulang hingga
lebih mudah mengalami gangguan bahu, hal ini sesuai dengan apa yang dilaporkan
oleh Uhthoff dan Sarkar bahwa inflamasi kronis (tendinitis) merupakan akibat
adanya mikro trauma berulang. Tingginya frekuensi nyeri bahu pada kelompok usia
ini mungkinkarena pada usia pertengahan biasanya banyak kegiatan yang dilakukan,sehingga
pertambahan usia disertai dengan kegiatan yang berlebihanagaknya dapat merupakan
faktor risiko. Kelompok usia lainnya dapat juga terserang terutama
periarthritis humeroscapularis.
Keluhan nyeri bahu pada pekerja
kasar lebih sedikit jadi tidak ada hubungan antara pekerjaan walaupun pekerjaan
fisik keras, tetapi stress lebih rentan, sedangkan trauma tertentu/ berulang
dan menetap lebih sering mengakibatkan nyeri bahu.
Dari hasil penelitian yang
dilakukan oleh A.R. Nasution di RSCM Jakarta pada Januari 1990 sampai Januari 1991
di atas, bila dilakukan penilaian terhadap kemampuan berpakaian (dressing),
membersihkan diri (toilet), menyisir (comb) dan makan (feeding), maka yang
paling banyak terganggu berturut-turut adalah berpakaian, membersihkan diri,
menyisir, makan dan minum. Bila dilakukan penilaian kelas fungsional
(Steinbrdcker), maka 56% frozen shoulder termasuk kelas 2, sedangkan
periarthritis humeroscapularis 68,18% termasuk kelas 1. Sehingga dalam batas
tertentu dapat memberi dampak negative bagi penderita, sekalipun akibat
terhadap kehidupan social dan pekerjaan tidak ditemukan.
Terapi :
Untuk semua
keadaan di atas, terapinya hampir mirip. Antara lain:
-
pada fase akut : lengan dapat
diberi istirahat dalam sling untuk beberapa hari
-
diberi suntikan lokal corticosteroid.
-
juga diberi obat-obat analgetika
antiinflamatorik non steroid:
-
fisioterapi, antara lain :
§ diberi kompres hangat untuk mengurangi spasme otot-otot.
§ bila keadaan mengizinkan dapat dilakukan latihan dengan cara
mengayunkan lengan ke depan dan ke belakang dalam sikap lurus, yang
perlahan-lahan ditingkatkan intensitas maupun durasinya disesuaikan dengan
toleransi pasien dapat menahan rasa nyeri
§ latihan "naik tembok dengan tangan". Pasien berdiri
menghadap tembok, kedua telapak tangan diletakkan di tembok, kemudian pasien
disuruh merambatkan tangannya ke atas.
D. NYERI DI DAERAH TUMIT (PAINFUL HEEL) :
1.
FASCILITIS PLANTARIS
-
pasien mengeluh nyeri pada daerah
tumit. Karakteristik, rasa nyeri paling terasa sewaktu pasien untuk pertama
kali menapakkan kakinya ke lantai untuk menyangga berat badan pada pagi hari
bangun tidur, tetapi rasa nyeri berkurang selama berjalan atau lari-Iari danakan
timbul lagi kemudian.
-
rasa nyeri tepatnya terdapat pada
tempat perlekatan fascia plantaris pada os calcaneus.
-
kadang-kadang bisa bilateral.
-
nyeri tekan terdapat pada tempat
perlekatan fascia plantaris pada os calcaneus.
-
mulai tirnbulnya perlahan-lahan
(insidious onset), sehingga penyebab-nya kabur. Tetapi dapat pula timbul
sehubungan dengan adanya :
§ Rheumatoid Arthritis, gout, ankylosing spondylitis.
§ Overuse syndrome. Orang-orang tersebut mungkin mempunyai pescavus
atau pronated foot (pes valgus) dengan eversi tumit dankaki bagian depan yang
berbentuk varus.
2.
HELL SPUR SYNDROME (CALCANEUS SPUR)
-
adalah exoatosis atau oasifikasi
pada tuber calcanei yang berbentuk seperti jalu ayam dengan apexnya masuk ke
dalam aponeurosis plantaris (fasciaplantaris ) ,
-
seringkali tidak menimbulkan
gejala (asimptomatis), tatapi kadang-
kadangmenimbulkan rasa nyeri seperti pada fasciitis plantaris. Mekanismenya bagaimana masih belum diketahui dengan jelas.
kadangmenimbulkan rasa nyeri seperti pada fasciitis plantaris. Mekanismenya bagaimana masih belum diketahui dengan jelas.
-
nyeri tekan paling dirasakan pada
processus medialis tuberis
calcanei.
calcanei.
3.
PERIOSTITIS CALCANEI :
-
timbul peradangan pada periosteum
os calcaneus bagian lateral,medial atau posterior akibat trauma (strain).
-
kecuali itu dapat pula timbul
sehubungan dengan adanya Rheumatoid arthritis, spondylitis ankylopoetica,
arthritis psoriabica.
Ketiga kondisi diatas, secara klinis sering sulit dibedakan dan
bertumpang tindih.
bertumpang tindih.
Tetapi ketiga kondisi di atas perlu dibedakan dengan beberapa
kondisi
lain, artinya perlu diadakan diagnosis banding (differential diagnosis)
dengan :
lain, artinya perlu diadakan diagnosis banding (differential diagnosis)
dengan :
a. Plantar arch strain :
-
rasanyeri langsung dirasakan di
bawah arcus longitudinalis.
-
dengan istirahat dan tindakan
konservatif, dapat sembuh.
b. Entrapment neuritis dari rami calcanei mediales nervus tibialis :
-
rasa nyeri di bagian medial dari
tumit dan telapak kaki.
c. Tarsal tunnel syndrome
-
akibat nervus tibialis tertekan,
yang menyebabkan rasa nyeri diseluruh bagian medial pergelangan kaki dan
turnit.
Terapi. :
-
disesuaikan dengan etiologi. Pada
etiologi yang kabur, biasanya dapattimbul remissi spontan setelah 1-2 tahun.
-
pada umumnya dapat diatasi dengan
terapi konservatif sebagai berikut :
§ istirahat
§ kompres dingin (es)
§ pemberian heel pads, yaitu bantalan tumit yang terbuat dari karet
busa yang diletakkan pada sepatu atau sandalnya, atau plastic heelatau sol
sepatu yang bagian tumitnya diberi lubang.
-
bila tindakan-tindakan di atas,
gagal, dapat dicoba disuntik corticosteroid secara lokal.
-
bila penderita mempunyai pes cavus
atau pronated foot, perludipikirkan diberi sepatu orthopedik atau orthotik yang
sesuai
-
dapat dilakukan "the bent leg stretch exercise"
untuk mengulur fascia plantaris, asal tidak terjadi overstretch.
-
pada kusus-kasus tertentu, mungkin
diperlukah tindakan bedah melepaskan fascia plantaris dari os calcaneus dan
mengangkat spur yang ada
4.
ACHILLES TENDINITIS
-
bersama-sama RETROCALCANEAL
BURSITIS (ACHILLES BURSITIS) sering dikenal eebagai "WINTER HEEL" (tumit
musim dingin), karena pada musim dingin sering
orang memakai sepatu "boot" yang dapat merangsang dan
menimbulkan peradangan pada daerah tersebut.
-
merupakan peradangan yang
menimbulkan rasa nyeri dengan atau tanpa disertai pembengkakan pada tendon
achilles. Tendonachilles tidak mempunyai membrana synovia yang sebenarnya,
hanya dikelilingi oleh peritonon
-
pada fase akut, peradangan hanya
mengenai peritenon, tidak pada
tendon tetapi pada keadaan berat atau kronis, dapat timbul nodulus
pada tendon akibat degenerasi mucoid.
tendon tetapi pada keadaan berat atau kronis, dapat timbul nodulus
pada tendon akibat degenerasi mucoid.
-
pada pemeriksaan, biasanya nyeri
tekan ditemukan pada tempat 4-5 cm di sebelah proximal insertio tendon achilles
pada os calcaneus, tetapi dapat pula difus (diffuse) sepanjang tendon,
kadang-kadang ditemukan pembengkakan, crepitasi dan nodulus yang nyeri.
-
Timbulnya achilles tendinitis
dapat pula disebabkan/berhubungan dengan
§ lari menaiki/menuruni bukit
§ mengenakansepatu dengan sol yang kaku.
§ adanya kelainan biomekanika akibat adanya pes cavus, otot-otot betis
dan hamstring yang kencang, talipes equinus fungsional, tibia vara.
-
Terapi
§ fase akut dapat diberi kompres es, diikuti dengan gentle straight
leg exercise dan bent-knee stretching exercise, ultrasound therapy.
§ obat-obatan analgetika antiinflamatorik non steroid sangat
menolong, tetapi corticosteroid lokal adalah kontraindikasi, karena dapat
menimbulkan ruptura tendon.
§ bila ada malaligntnent dapat
dikoreksi dengan pemberian
orthosis.
orthosis.
§ kadang-kadang diperlukan tindakan operatif (tenolysis).
C.
D.
NYERI DI DAERAH LUTUT
1.
ILIOTIBIAL “BAND” ERICTION SYNDROME
-
Iliotibial tract (band) merupakan
fascia lata yang menebal, yang berjalan ke caudal sepanjang sisi lateral
tungkai atas dan melekat pada condyles lateralis tibiae
-
Iliotibial tract meluncur ke
ventral dan dorsal pada permukaan condyles lateralis femoris pada saat lutut
melakukan gerakan fleksi dan ekstensi sewaktu orang berjalan atau lari. Hal ini
dapat menimbulkan reaksi peradangan
-
Rasa nyeri agak difus ditemukan
dilutut bagian lateral dan di sebelah cranial dari celah sendi
-
Sering ditemukan pada orang dengan
tibia vara dengan hyperpronated foot
-
Terapi : aplikasi es hingga 20
menit diikuti dengan stretching exercise juga obat-obatan
2.
POPLITEUS TENDINITIS
-
Timbul akibat adanya hyperpronated
foot, yang akan menimbulkan tarikan pada tempat perlekatan musculus popliteus
pada condyles lateralis femoris
-
Rasa nyeri timbul akut pada tempat
perlekatan musculus popliteus tersebut
-
Pada pemeriksaan ditemukan point
tenderness pada tendon musculus popliteus tepat disebelah anterior dari
ligementum collaterale fibulare
-
Terapi : idem pada iliotibial
“band” (tract) friction syndrome
3.
JUMPER KNEE
-
Suatu reaksi peradangan pada
perlekatan tendon patellae pada os patella
-
Bila peradangan meliputi seluruh
tendon patellae disebut PATELLAR TENDINITIS.
F. BURSITIS
Peradangan akut atau kronia pada bursa.
Bursa adalah bangunan yang biasanya ditemukan dekat rongga sendi,
telah ada sewaktu lahir danakan berkembang sebagai respons terhadap adanya
gesekan (friction) yang berulang-ulang.
Bursa yang letaknya superficial tidak begitu penting fungsinya dan
dapat dirusak atau diangkat tanpa menimbulkan akibat yang berarti.Tetapi bursa.yang
letaknya profundal, fungsinya sangat penting dan sering berhubungan dengan rongga
sendi.
Etiologi :
-
Trauma
-
Infeksi 9syphilis, tuberculosis)
-
Gout
-
Rheumatoid arthritis
Gejala klinik :
1. Bursitis acuta
-
Timbul rasa nyeri spontan, rasa
nyeri tekan, pembengkakan, limitasi lingkup gerak sendi dan adanya cairan efusi
(effusion) pada kantong bursa.
-
biasanya akan menyembuh dalam waktu
1-2 minggu, tetapi dapat pula
menjadi kronis.
menjadi kronis.
2. Bursitis chronica
-
dapat ditemukan adanya riwayat bursitis
sebelumnya, trauma berulang atau focal infection (sarang infeksi yang biasanya
terdapat di gigi dan sinus paranasalis) .
-
dapat ditemukan nyeri spontan,
nyeri tekan, pembengkakan , cairan efusi, kelemahan otot di sekitar bursa yang
meradang dan limitasi lingkup gerak sendi dalam derajat yang berbeda-beda pada
kasus-kasus yang sangat kronis, dapat ditemukan perlekatan-perlekatan (adhesi =
adhesion), timbunan cairan disertai atrofi otot-otot di sekitarnya.
Terapi :
1. bursitis akut :
-
ekstermitas yagn bersangkutan
dengan adanya bursa yang meradang diistirahatkan secara total dengan
menggunakan sling atau splint, hingga rasa nyeri dan protective muscle spasm
mereda
-
obat-obat analgetika
antiinflamatorik non steroid
-
gerakan aktif harus dilakukan
seawal mungkin untuk mencegah timbulnya perlekatan atau adhesi yagn merugikan.
Gerkaan aktif ini ditingkatkan perlahan-lahan bila keadaan telah mengizinkan
-
diathermi, gentle massage dapat
mengurangi/ menghilangkan gejala.
2. bursitis chronica
-
bila mungkin penyebab chronisitas
harus ditemukan dan dieliminasi dengan memperhatikan pekerjaan dan olahraga penderita.
Beberapa
bursitis yang sering ditemukan :
1. bursitis didaerah siku
-
bursa olecranon terdapat didorsal
ujung olecranon memiliki membrane syncvia, sehingga bila meradang dapat
menimbulkan cairan efusi di kantong bursa
-
etiologi
o
trauma, misalnya pada :
§ meiner’s Elbow akibat penekanan berulang-ulang dan berkepanjangan pada buruh-buruh tambang
§ student’s elbow akibat kebiasaan meletakkan siku di atas permukaan
yang keras, misalnya meja, sandaran kursi atau landasan keras apapun
o
rheumatoid arthritis
o
gout, yang sering menimbulkan
bursitis olecranon yang intermittent
o
sepsis
-
terapi : disesuaikan dengan
etiologi
-
dasar timbulnya bursitis ini karena
adanya penekanan yang berlebihan
dan berkepanjangan dari otot-rotot gluteales terhadap bursa. Misalnya ditemukan
pada keadaan :
§ ketidakssimbangan
(imbalance) antara otot-otot
abduktor (terutama musculus gluteus medius) dengan otot-otot adduktor
pada pelari dengan pelvis lebar dan sudut Q yang lebar (sudut Q adalah sudut
yang dibentuk oleh arah garis tarikan
dari musculus quadriceps femoris dengan tendon patellae).
§ discrepansi panjang tungkai, yang menyebabkan pelvis tilt yang
abnormal.
§ gait problem, terutama pada wanita, yang berjalan / berlari
dengan kaki saling menyilang garis tengah
dengan kaki saling menyilang garis tengah
-
rasa nyeri dan nyeri tekan terdapat
di dorsal trochanter major atau sedikit di sebelah cranialnya. Tidak jarang
rasa nyeri dirasakan sepanjang bagian dorsal dan lateral paha.
-
terapi : istirahat, aplikasi es
dan diganti pemanasan 36 jam kemudian dapat mengurangi atau menghilangkan gejala.
Dapat pula diberi suntikan corticosteroid setempat. Untuk mencegah recurrence dapat
dilakukan latihan stretching terhadap otot-otot absuktor. Bila terdapat
discrepnasi panjang tungkaidapat dikoreksi dengan pemberian sepatu orthopedik
yang sesuai.
2. Bursitis iliopectinea dan bursitis iliopsoae
Peradangan pada burgitis
iliopectinea yang terletak di antara musculus psoas dengan eminentia
iliopectinea dan bursa iliopsoas yang membatasi tepi medial segitiga Scarpae.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar